TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia kedatangan dua emiten baru yang sahamnya mulai diperdagangkan, sebagai emiten ke-13 dan ke-14, yakni PT Aneka Gas Industri Tbk dengan kode saham AGII dan PT Paramita Bangun Sarana Tbk dengan kode saham PBSA.
Pada pembukaan saham yang dimulai pada pukul 09.00 WIB, harga dua emiten tersebut kompak melesat dari harga yang ditawarkan pada saat penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Saham AGII dibuka melesat 90 poin atau naik 8,18 persen ke level 1.190 usai dari harga saham yang ditawarkan pada saat IPO sebesar 1.100. Hingga pukul 10.43 WIB saham AGII diperdagangkan di angka 1.165 per lembar saham.
Adapun untuk saham PBSA, saat IPO kemarin diperdagangkan pada harga 1.200 pada pembukaan hari ini harga saham langsung melesat 100 poin atau 8,33 persen di angka 1.300. Namun pada pukul 10.43 WIB, harga saham turun di level 1.275 per lembar saham.
Wakil Direktur Utama Aneka Gas Rachmat Hartono mengatakan, minat investor mereka untuk membeli saham tersebut sangat tinggi. Ditambah, mereka juga telah melakukan beberapa rangkaian kegiatan roadshow IPO di dalam negeri maupun luar negeri.
Hal itu terlihat pada saat proses masa penawaran umum yang digelar pada 110-22 September 2016, perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscibed hingga 15 kali dari jumlah alokasi penjatahan.
“Mereka melihat bahwa potensi dari AGII sebagai perusahaan gas industri nasional yang mampu untuk bersaing dengan 3 perusahaan multinasional lainnya,” ujar Rachmat di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 26 September 2016.
AGII berencana menggunakan dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi saham akan digunakan seluruhnya. Sekitar 40,00 akan digunakan untuk entitas anak dan entitas asosiasi antara lain untuk pembiayaan belanja modal dalam rangka penambahan gas plant dan/atau filing station.
Lalu, sekitar 40,00 persen untuk melakukan pembayaran sebagian pinjaman, dan 3 persen sisanya sekitar 20,00 persen untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan, dan/atau entitas anak, yaitu PT Samator Gas Industri (SGI), dalam kegiatan operasional di gas plant, filing station, dan operasi instalasi terkait dengan medis untuk rumah sakit seperti pembayaran bahan baku, gaji karyawan, dan utang dagang kepada pemasok, overhead termasuk listrik dan biaya lainnya.
Adapun untuk PBSA, pada masa penawaran, perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 1,5 kali atas saham yang ditawarkan.
Menurut Direktur PBSA Erwin Tanuwidjaja, adanya kelebihan permintaan merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor institusi domestik dan internasional maupun ritel, terhadap kondisi perseroan serta keyakinan atas potensi pertumbuhan perseroan di masa mendatang.
“Ini merupakan bukti kepercayaan yang diberikan kepada perseroan. Pencatatan saham ini merupakan bukti komitmen perseroan kepada stakeholders dan rekanan kami,” ujar Erwin di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 28 September 2016.
Nantinya, perusahaaan akan menggunakan seluruh dana IPO dengan rincian sekitar 40 persen dana akan digunakan untuk modal kerja. Adapun sisanya, sekitar 35 persen untuk pengembangan usaha dan sekitar 25 persen untuk pembelian mesin dan peralatan berat.
DESTRIANITA