TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti akhirnya keluar dari gedung Komisi Pemberantasan Korupsi setelah diperiksa penyidik KPK untuk tersangka mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman. Ia menolak memberikan keterangan ihwal materi pemeriksaan selama hampir sepuluh jam itu kepada awak media yang telah menunggunya.
Namun Djarot memberikan keterangan tentang percakapannya dengan Irman. Ia mengaku bahwa Irman-lah yang memulai percakapan dengannya. Irman dalam telepon tersebut mengadu bahwa harga gula di Sumatera Barat mahal. Menanggapi aduan Irman, Djarot mengatakan, apabila sudah ada barang, akan dikirim ke Sumatera Barat.
Menurut Djarot, pihaknya telah mengirim gula ke Sumatera Barat. “Sudah saya kirim 1.000 ton,” katanya di gedung KPK, Kamis, 29 September 2016.
Baca Juga:
Istri Irman Gusman Mangkir dari Pemeriksaan KPK
Wapres Jusuf Kalla Jenguk Irman Gusman di Rutan Guntur
Saat itu permintaan gula untuk skala nasional sebanyak 3.000 ton. Djarot mengatakan sebenarnya tidak ada kuota untuk daerah. Selain itu, tidak ada pengalihan alokasi gula dari Jakarta ke Sumatera Barat.
Diduga CV Semesta Berjaya mendapat rekomendasi atas permintaan gula di Sumatera Barat. Namun Djarot menepis dugaan itu. “Tidak ada rekomendasi,” ujarnya. Ia mengaku hanya satu kali melakukan percakapan dengan Irman terkait dengan kasus suap gula terhadap Irman.
Percakapan antara Irman dan Djarot itu dijadikan bukti oleh KPK untuk mengusut dugaan suap terhadap Irman. Dari sadapan percakapan dua orang itu, diketahui bahwa Djarot mengalihkan jatah gula DKI Jakarta ke Sumatera Barat. Diduga pengalihan itu atas permintaan Irman.
DANANG FIRMANTO
Baca Juga:
Pengacara Mario Teguh: Deddy Corbuzier Enggak Usah Nangis
Pencabulan oleh Gatot, Kuasa Hukum Korban Yakin Reza Juga Pelaku