TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 150 keluarga warga Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, yang rumahnya digusur pemerintah DKI Jakarta memilih bertahan di lokasi gusuran. Mereka terdiri atas warga RT 10, 11, dan 12."Warga yang menetap itu mereka yang menolak digusur," kata relawan Ciliwung Merdeka, Isnu Handono, saat ditemui pada Jumat, 30 September 2016.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup korban gusuran, Ciliwung Merdeka, yang selama ini menjadi pendamping warga Bukit Duri, membuka posko bantuan. Isnu mengatakan penggalangan dana dilakukan atas solidaritas masyarakat.
"Ini koalisi masyarakat sipil atas nama lembaga Gema Demokrasi, masyarakat, yang peduli terhadap korban. Sekaligus mereka yang memperjuangkan hak asasi manusia," kata Isnu di Sekretariat Ciliwung Merdeka, Jalan Kebun Pala II, Jumat ini.
Isnu menyatakan pemberian sumbangan sudah dilakukan sejak Kamis, 29 September. Barang yang disumbangkan berupa bahan kebutuhan pokok dan kompor gas, pembalut wanita, serta popok bayi. Sumbangan pertama datang dari komunitas Solidaritas Perempuan.
Sumbangan itu digunakan untuk kebutuhan makan warga korban gusuran. Para relawan memasakkan makanan itu untuk para korban gusuran. "Makanan itu untuk korban yang masih bertahan di lokasi gusuran," kata Isnu, yang pernah tinggal di Bukit Duri.
Menurut Isnu, korban gusuran masih menunggu proses hukum gugatan class action yang mereka layangkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
IHSAN RELIUBUN | JH