TEMPO.CO, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama menganggap enteng hasil survei yang menunjukkan tingkat elektabilitasnya menurun. Terakhir, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan tingkat elektabilitas Ahok turun dari di atas 50 persen pada Maret 2016 menjadi 30 persen pada awal Oktober 2016.
Ahok menganggap hasil survei tersebut tidak akan mengganggu kinerjanya sebagai gubernur hingga Oktober 2017. "Ya, anggap saja kayak martabak, ada (martabak) Pecenongan, Minangkabau, ada Muara Karang. Kan, semua ada rasa beda-beda," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan elektabilitas pasangan calon gubernur inkumben sebesar 31,1 persen. Angka tersebut turun dibandingkan survei Maret lalu yang bisa mencapai 59,3 persen.
Adapun elektabilitas calon gubernur lainnya, Agus Harimurti Yudhoyono, berada di bawah Ahok dengan 22,30 persen. Sedangkan Anies Baswedan mendapat 20,20 persen.
Simak: Ini 4 Penyebab Tren Elektabilitas Ahok Terus Menurun
Jika disandingkan dengan pasangan masing-masing, LSI merilis elektabilitas pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat meraih 31,4 persen, Anies-Sandi 21,2 persen, dan Agus-Sylviana Murni 19,3 persen. Dari 440 responden, sebanyak 28,3 persen menjawab belum memutuskan, tidak tahu, tidak jawab, atau rahasia.
Dilihat dari rentang waktu sejak Maret hingga Oktober 2016, elektabilitas Ahok turun 28 persen dibandingkan survei sebelumnya. LSI melihat tren tersebut menunjukkan elektabilitas Ahok dalam posisi berbahaya sebagai pasangan inkumben, meskipun saat ini Ahok masih unggul dari dua pasangan calon lain.
Poltracking dalam survei yang digelar pada 6-9 September 2016 menyebutkan tingkat elektabilitas Ahok-Djarot masih 40,77 persen. Anies-Sandiaga 8,92 persen. Sedangkan Agus Yudhoyono saat itu belum masuk bursa calon gubernur.
SRMC dalam survei 24-29 Juni 2016 memaparkan tingkat elektabilitas Ahok masih 653,4 persen. Sedangkan Sandiaga 5,1 persen dan Djarot 0,8 persen.
LARISSA HUDA
Baca juga:
Keterpilihan Ahok Merosot: Inilah 3 Hal Menarik & Mengejutkan
Heboh Manifesto Komunis: Polisi Gegabah Sita Buku Malaysia