TEMPO.CO, Surabaya - Tak banyak yang tahu masa lalu dan keluarga Dimas Kanjeng Taat Pribadi, paranormal 46 tahun asal Probolinggo yang menjadi tersangka pembunuh dan penipu berkedok penggandaan uang.
Ternyata semasa muda, Dimas Kanjeng Taat Pribadi menjadi sosok “terpandang” di kampungnya, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Maklum, ayahnya, Mustain, kala itu pejabat Kepolisian RI di level kecamatan.
"Bapaknya dulu seorang polisi, jabatan terakhirnya Kapolsek Gading," kata Sumali (49), kakak kelas Dimas Kanjeng di SMP Negeri 1 Gading, kepada Tempo hari ini, Senin, 10 Oktober 2016.
Dimas Kanjeng adalah anak ke lima dari enam bersaudara dari pasangan Mustain- Ngatri. Keluarga ini tinggal di Desa Wangkal, Kecamatan Gading. Rumah orangtua Dimas Kanjeng itu kini ditinggali adiknya.
Menurut Sumali, Dimas Kanjeng dan dua saudara kandungnya lagi tinggal di Probolinggo. Sedangkan dua lagi menetap di Jember.
Baca: Polisi Boyolali Dibacok dengan Sabit, Pelaku Ternyata...
Dimas Kanjeng akhirnya ditangkap polisi dari Kepolisian Daerah Jawa Timur di padepokannya, Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Gading, pada Kamis, 22 September 2016, atas tuduhan membunuh dua pengikutnya, Ismail Hidayah dan Abdul Ghani. Penangkapan itu melibatkan sekitar 1.000 personel.
Dimas Kanjeng juga dijerat kasus penipuan dan penggelapan dengan kedok penggandaan uang terhadap ribuan pengikutnya. Puluhan orang telah melapor ke polisi dengan membawa sejumlah barang bukti, di antaranya emas batangan dan uang palsu serta benda aneh alat pengganda uang.
Bhayangkara Polri masih menjadi semangat di keluarga Dimas Kanjeng. Salah satu saudaranya yang tinggal di Jember berprofesi sebagai polisi seperti ayahnya. Sedangkan seorang lagi di Jember menjadi dosen.
Sebelumnya, Panglima Kodam V/Brawijaya Mayor Jenderal I Made Sukadana mengakui bahwa sejumlah anggota TNI dan Polri menjadi 'murid' Padepokan Dimas Kanjeng. Namun, mereka hakikatnya hanya menjadi tameng padepokan itu."Saat hendak menggerebek padepokan, Polda Jatim sudah berkoordinasi dengan kami karena ada beberapa oknum TNI di sana," katanya, 30 September 2016.
Sukadana menyatakan, data rinci anggota TNI yang menjadi tameng ada di Polda Jatim. Dia menanggapi pertanyaan pers tentang temuan Polda jatim bahwa pembunuhan dilakukan Tim Pelindung Dimas Kanjeng atas perintah Dimas Kanjeng. Pelaku pembunuhan sembilan orang, yang sebagian anggota TNI yang desersi.
Simak: Panitia Kongres PSSI Makassar Klaim Dapat Rekomendasi Polisi
Masih berdasarkan penjelasan Sumali, Dimas Kanjeng menempuh sekolah dasar di SD Neger Wangkal 2, tak jauh dari rumah orangtuanya. Selanjutnya, dia meneruskan pendidikan di SMP Negeri 1 Gading lalu SMA Taman Siswa di Kota Probolinggo. “Dia waktu kecil pendiam dan pemalu. Tapi paling ganteng sehingga digandrungi banyak cewek."
Adapun soal prestasi semasa sekolah di Probolinggo, menurut Sumali, Dimas Kanjeng adalah siswa yang tidak begitu menonjol. "Biasa, seperti siswa lain," tuturnya.
Dimas Kanjeng lantas kuliah di Universitas Islam Malang (Unisma). "Tapi, tidak sampai lulus karena keburu menikah dengan istri pertamanya," kata Sumali yang juga perangkat Desa Wangkal.
Setelah Dimas Kanjeng menikah, Sumali menyatakan, dirinya tidak tahu persis ke mana saja Dimas Kanjeng melanglang buana sampai menjadi paranormal yang memiliki “kemampuan” menggandakan uang.
NUR HADI
Simak pula :
Ditangkap di Diskotek, AKP Sunarto Positif Gunakan Sabu
Minta Dilindungi Jokowi, Gatot Akan Bongkar Jaringan Ini