TEMPO.CO, Bogor - Ratusan rumah di tiga kampung di Desa Wanaherang Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor rusak akibat diterjang angin puting beliung pada Ahad, 9 Oktober 2016. "Berdasarkan data sementara ada sekitar 200 rumah yang rusak akibat diterjang angin kencang saat hujan deras melanda wilayah Gunungputri," kata Camat Gunungputri Budi Lukmannurhakim, Senin, Oktober 2016.
Budi mengatakan, ada tiga wilayah yang diterjang angin kencang yakni RW 07,08 dan 09 di Kampung Wanaherang. Padahal berdasarkan pemetaan, wilayah Gunungputri bukan termasuk dalam lokasi rawan bencana angin puting beliung. "Bencana angin puting beliung ini baru pertama terjadi di Gunungputri, karena wilayah kami masuk dalam zona rawan banjir bukan bencana angin kencang," kata dia.
Arif Rahman, 38 tahun, mengatakan, sebelum angin menerjang Gunungputri, hujan deras lebih dulu turun. "Saya dengan keluarga sedang di dalam rumah mendengar suara gemuruh yang sangat kencang saat dilihat ke luar ternyata banyak pohon yang tumbang," kata dia.
Dengan kondisi akhirnya banyak penduduk memilih keluar dari rumah dan berlari menyelamatkan diri ke lokasi yang lebih aman. "Mangkanya meski banyak rumah rusak dan pohon tumbang akibat diterjang tiupan angin kencang, tidak ada penduduk yang luka," kata Arif.
Arif mengatakan, meski hanya dalam kurun waktu kurang dari 30 menit, lebih dari 200 rumah dan ratusan pohon tumbang. "Sebagin besar rumah rusak akibat tertimpa pohon tumbang'" kata dia.
Kepala Seksie Kedaruratan dan logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupten Bogor Budi Aksomo mengatakan, dari 200 rumah yang terdata oleh pihak BPBD ada sekitar 7 bangunan yang rusak parah dan ambruk akibat tiupan angin puting beliung. "Sebanyak 726 jiwa yang rumahnya rusak, namun masih bisa ditempati sedangkan bagi warga yang rumahnya rusak parah diungsikan ke rumah lain yang lebih aman," kata dia.
Hingga saat ini, petugas BPBD bersama PMI, Dinsos dan aparat kecamatan/desa masih melakukan evakuasi rumah yang tertimpa pohon tumbang. "Hingga tadi sore masih dilakukan pembersihan dan batang pohon yang menimpa rumah dipotong menggunakan gergaji mesin," kata dia.
Namun evakuasi dan pembersihan puing-puing rumah serta pemotongan batang pohon besar yang menimpa rumah sempat dihentikan sementara akibat cuaca buruk. "Hujan deras kembali melanda wilayah Gunungputri memasuki sore hari, sehingga evakuasi dihentikan sementara," kata dia.
Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Dedi Sucahyono mengatakan, hujan deras yang disertai angin kencang dan sambaran petir yang melanda wilayah Bogor akibat tidak adanya musim kemarau terjadi di Bogor sehingga sepanjang tahun 2016 ini mengalami musim hujan. "Cuaca ekstrim ini akan terjadi tiga bulan terakhir mulai dari September Oktober, November ini akibat el nina," kata dia.
M. SIDIK PERMANA