TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga penelitian Microsave mengatakan pengguna Internet untuk layanan keuangan di Indonesia hanya 0,73 persen dari total pengguna telepon seluler secara keseluruhan. “Angka ini lebih kecil daripada Malaysia dengan 5,79 persen dan Kamboja 2,73 persen,” kata Country Development Microsave Grace Retnowati, Rabu, 12 Oktober 2016.
Grace berujar, pengguna kartu SIM di Indonesia hampir 200 juta pengguna. Sebanyak 20-40 persen di antaranya menggunakan ponsel pintar. “Penggunaan perangkat mobile untuk keuangan masih sedikit, walaupun cakupan jaringan Internet mencapai 90 persen,” ucapnya.
Selain itu, Grace menjelaskan, hanya 36 persen masyarakat Indonesia yang memiliki rekening tabungan di lembaga keuangan formal atau bank. “Tingkat kesadaran pengguna dari layanan keuangan melalui telepon seluler hanya 0,3 persen," ujarnya.
Menurut Grace, literasi untuk keuangan digital penting untuk masyarakat menengah ke bawah. “Keuangan digital dapat menaikkan PDB tahunan sebesar US$ 3,7 triliun pada 2025. Ini meningkat 6 persen jika dibandingkan dengan layanan keuangan konvensional,” tuturnya.
Pembayaran melalui perangkat transaksi menggunakan Internet dari ponsel, menurut Grace, akan mengurangi biaya layanan keuangan sebesar 80-90 persen. “Berkurangnya biaya tersebut memungkinkan penyedia jasa dan layanan memberi layanan yang lebih murah,” katanya.
CHITRA PARAMAESTI | NN