TEMPO.CO, Purwakarta - Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat menciptakan sandi kentungan yang berfungsi sebagai penanda berbagai kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam kegiatan pramuka dan masyarakat.
"Sandi kentungan adalah produk budaya lokal yang diciptakan Kwartir Daerah Pramuka Jawa Barat," kata Ketua Kwarda Jawa Barat Dede Yusuf "Macan" Effendy di sela-sela resepsi ulang tahun pramuka ke-55 di Purwakarta, Rabu malam, 12 Oktober 2016.
Sandi kentungan ini melengkapi sandi-sandi yang sudah ada sebelumnya, seperti sandi rumput, angka, dan abjad. Di dalam sistem pendidikan kepramukaan, sandi (rahasia atau kode) adalah salah satu keterampilan, selain morse, semapur, peta pita, dan lainnya.
Dede menjelaskan, sandi kentungan ini terinspirasi dari kegiatan membangunkan makan sahur yang dilakukan para pemuda desa saat berlangsungnya puasa Ramadan. "Ada kebiasaan anak-anak muda desa di Jawa Barat, setiap waktu sahur membangunkan warga menggunakan kentungan," ujar Dede. Hal serupa juga dilakukan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Jika terjadi keheningan, misalnya akan ada serangan bom, warga dikumpulkan dengan isyarat bunyi kentungan.
Dede mengklaim sandi kentungan yang bersumber dari budaya lokal Sunda merupakan yang pertama di Indonesia. "Kami akan memperkenalkan dan mempopulerkannya di tingkat nasional," tutur Dede, yang juga anggota DPR.
Ihwal alasan menggunakan alat bambu yang dilubangi, Dede menjelaskan, kentungan tersebut jika sedang tidak dipergunakan bisa difungsikan sebagai alat pengumpul uang recehan atau celengan. "Itu sudah dipraktekkan di Kwarcab Ciamis," ucap Dede.
Sandi kentungan itu diperkenalkan oleh ribuan anggota pramuka se-Jawa Barat pada malam resepsi. Ada sepuluh macam bunyi pukulan berbeda yang menandakan, di antaranya, isyarat untuk berkumpul, selamat datang, membuat lingkaran besar, tanda bahaya, kebakaran, pergi, tanda butuh pertolongan, dan bubar barisan.
Ribuan anggota pramuka se-Jawa Barat yang memperagakan sandi kentungan tersebut tampak penuh semangat dan atraktif. "Sandi kentungan menambah lagi wawasan kepramukaan, khususnya buat pramuka Jawa Barat," ujar anggota pramuka penggalang dari SMAN 2 Purwakarta.
Ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Subang Cecep Suprihatin mengapresiasi terciptanya sandi kentungan tersebut. "Semakin komplet. Enak didengar dan tabuhannya sangat akrab di telinga orang Sunda," tuturnya.
Yang menarik dari perkenalan sandi kentungan ini ke publik adalah respons positif dari Museum Rekor Indonesia/Dunia (MURI). Karena kekhasannya, MURI menahbiskan sandi kentungan memecahkan rekor Indonesia dan dunia. "Sandi kentungan sebagai alat komunikasi yang sudah dimodifikasi oleh pramuka Jawa Barat menjadi yang pertama di Indonesia dan dunia," kata Eksekutif Manager MURI Yusuf Kadri.
NANANG SUTISNA