TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat terjadi penurunan ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada kuartal III 2016. Menurut Kepala Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowati, penurunan ekspor ini terjadi bukan karena imbas kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat, 8 November 2016.
"Tren penurunan sudah terjadi sejak kuartal I 2016, sebelum hasil pilpres AS, jadi bukan karena pilpres," ujar Hendy di kantornya, Jumat, 11 November 2016. Hendy menegaskan, penurunan ekspor ini karena menurunnya permintaan saja.
Terpilihnya Trump sempat membuat pasar global pada hari pengumuman hasil pilpres bereaksi negatif. Sebab, Trump dalam kampanyenya berjanji akan membuat ekonomi Amerika lebih konservatif dan proteksionis.
Hendy menambahkan, ekspor Indonesia ke Amerika terkontraksi 1,8 persen (year on year/yoy). "Kuartal I lalu juga terkontraksi lebih jauh hingga 4 persen (yoy) meski pada kuartal II sempat naik hingga 4,4 persen (yoy)." Menurut dia, kontraksi ini dipicu penurunan ekspor tekstil 13,2 persen dan karet alam 10,9 persen.
Dari data BI, Amerika saat ini masih menjadi pangsa pasar utama ekspor nonmigas bagi Indonesia. Amerika menempati urutan pertama dengan pangsa pasar mencapai 12,2 persen, diikuti Cina10,3 persen, dan Jepang 10 persen.
Baca: Trump Terpilih, Sri Mulyani: Kebijakan di Asia Terpengaruh
Hendy menekankan bahwa efek dari terpilihnya Trump terhadap perekonomian Indonesia belum bisa dipastikan. "Lagi pula, investasi langsung dari Amerika di Indonesia itu sebenarnya kecil," ujar Hendy.
Hendy menambahkan, aliran investasi langsung ke Indonesia justru paling besar berasal dari negara di kawasan ASEAN, yang mencapai US$ 2 miliar, "Sementara negara asal terbesar adalah Jepang dengan US$ 1,3 miliar," katanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan terus memantau kondisi pasar global setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Ia menyatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
"Pertama, pandangan serta kebijakan ekonomi perdagangan dan investasi yang akan dilakukan Amerika," ucap Sri di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 10 November 2016.
Sri berujar, Amerika merupakan pasar terbesar ekonomi dunia. Kebijakan yang diambil akan mempengaruhi hubungan negara dari sisi perdagangan dan investasi.
Baca: Kemenangan Trump Tak Mempengaruhi Penerbangan Garuda ke AS
Kebijakan lain yang perlu diperhatikan ialah terkait dengan isu perubahan iklim. Selama masa kampanye, Trump tidak menyertakan isu lingkungan dalam visi-misinya. Di bawah kepemimpinannya, Amerika bisa saja menghentikan rencana membiayai program perubahan iklim.
FAJAR FEBRIANTO | VINDRY FLORENTIN | SETIAWAN ADIWIJAYA
Baca juga:
Dihadang Setiap Kali Blusukan, Ahok: Kenapa Pakai Cara Barbar
Golkar Diisukan Cabut Dukungan, Begini Reaksi Ahok