TEMPO.CO, Jakarta -Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) mempunyai tim manajemen dan kurator baru. Pendiri museum, Haryanto Adikoesoemo menunjuk Aaron Seeto sebagai Direktur Museum MACAN menggantikan Thomas J Berghuis yang mundur pada Oktober lalu. Dia akan bergabung mulai 21 November 2016 untuk menyiapkan dan memimpin museum yang akan dibuka untuk umum pada Maret 2017.
Seeto sebelumnya bergabung di Queensland Art Gallery & Gallery of Modern Art (QAGOMA) di Brisbane, Australia. Di Qagoma dia menjabat sebagai Manajer Kurator Seni Asia dan Pasific. Galeri ini yang dikenal sebagai penyelenggara Eighth Asia Pacific Triennial of Contemporary Art (APT9). Seeto juga merupakan mantan Direktur dari 4A Centre for Contemporary Asian Art di Sydney.
Pengalaman dan reputasi menjadi kurator dan tugas manajerial yang dijalani selama lebih dari 15 tahun di galeri ternama inilah yang membuat Haryanto kepincut meminang kurator ini. Untuk mendampingi Seeto, ada Charles Esche dan Agung Hujatnika sebagai kurator.
“Seeto telah mendedikasikan lebih dari 15 tahun untuk bekerja dengan seniman dan masyarakat untuk mendorong dialog antarbudaya melalui keterlibatan yang kuat dengan seni kontemporer, komponen kunci museum ini,” ujar Haryanto Adikoesoemo dalam keterangannya.
Melalui sambungan telepon internasional, Seeto menyatakan tidak sabar untuk segera bergabung dan menyiapkan Museum MACAN untuk masyarakat Indonesia. “Saya sangat antusias untuk segera bergabung di Museum MACAN pada saat yang sangat penting ini,” ujar Seeto kepada Tempo, Rabu, 9 November 2016.
Baca Juga:
Menurutnya bergabung di Museum merupakan kesempatan yang sangat langka untuk mengembangkan lembaga yang mempunyai misi besar dalam dunia seni di Indonesia. Terutama karena lembaga ini membuka akses bagi masyarakat untuk bisa menikmati seni. Apalagi mengingat saat ini Indonesia mempunyai peran penting dalam perkembangan dunia seni di kawasan Asia Tenggara. Sehingga seni Indonesia menjadi lebih kuat di dunia global.
Seniman lulusan Universitas Wolonggong, Australia ini juga telah banyak bekerja sama dengan seniman dari banyak negara, termasuk dari Indonesia. Dia senang bisa mempersiapkan Museum MACAN dan bekerja sama dengan para seniman Indonesia.
DIAN YULIASTUTI