TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan Listrik Negara (PLN) memutus sambungan listrik terhadap 12 sekolah negeri yang ada di Jakarta. Pemutusan itu dilakukan karena sekolah-sekolah tersebut menunggak pembayar tagihan listrik. “Mereka menunggak dari 3 bulan sampai ada yang 11 bulan belum bayar,” kata Kepala Publikasi Hukum dan Administrasi PLN DKI, Aries Dwiyanto, Rabu, 23 November 2016.
Aries menyampaikan permohonan maaf kepada sekolah atas pemutusan sambungan listrik tersebut. Namun ia tak bisa berbuat banyak, mengingat PLN juga memiliki biaya operasional. Termasuk target penerimaan negara dari sektor listrik. “PLN juga dituntut untuk good governance,” ucap dia.
Penggunaan listrik dari 12 sekolah itu sangat besar. Namun Dinas Pendidikan DKI Jakarta ataupun pihak sekolah tidak pernah membayar biaya listrik. Tunggakan untuk tiap sekolah diperkirakan mencapai ratusan juta. Jika dikalkulasikan, total tunggakan 12 sekolah tersebut mencapai Rp 1 miliar.
Selama ini PLN telah membuka komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk tiap-tiap sekolah penunggak. Rata-rata sekolah mengaku tak mendapatkan anggaran dari pemerintah untuk membayar listrik sekolah. “Padahal sebelumnya kita sudah MoU (memorandum of understanding) dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memanfaatkan peran Bank DKI agar menalangi kendala ini,” ujar Aries.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama berjanji mengatasi masalah dengan mengerahkan Bank DKI agar memberi dana talangan bagi sekolah. Hal ini untuk melunasi tunggakan biaya listrik dan kebutuhan lainnya. Masalahnya, pihak Bank DKI atau Pemprov DKI tetap tak melunasi tunggakan.
Aries menduga pemerintah DKI Jakarta sengaja lalai untuk membiarkan tunggakan listrik tersebut. Padahal, setiap bulan, PLN memiliki target dan biaya operasional yang harus dipenuhi. Jika terus dibiarkan, PLN dapat merugi. “Mestinya Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang harus memahami hal ini.”
PLN memutus sambungan listrik sejak Selasa, 22 November, hingga saat ini. Sampai saat ini, pihak Provinsi belum menghubungi PLN. Semua aliran listrik di 12 sekolah diputus hingga saat ini. Sekolah-sekolah itu, di antaranya, adalah SMAN 42, SMKN 10, SMAN 9, SMAN 48, SMAN 104, SMAN 51, dan SMKN 22.
Saat ini Aries masih mendata total tunggakan yang harus dibayarkan oleh pemerintah DKI Jakarta. Menurut dia, pemerintah DKI juga belum membayar listrik di sejumlah lembaga. Ada puluhan lembaga, termasuk sekolah, yang menunggak membayar listrik.
AVIT HIDAYAT