TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan merekrut ribuan guru untuk wilayah garis depan Indonesia dengan negara luar. Rencana tersebut bakal diwujudkan pada 2017.
“Tahun depan kami akan mengangkat 6.000 lebih guru di wilayah tertinggal, terluar, dan terpencil (3T),” ujar Muhadjir di kantornya, Jumat, 25 November 2016. Ia menambahkan, pengangkatan guru tersebut termasuk juga untuk daerah-daerah perbatasan.
Selain itu, Muhadjir mengatakan bakal menggulirkan kebijakan untuk guru-guru yang sudah mengabdi puluhan tahun. Muhadjir menilai para guru tersebut sudah termasuk profesional. Dengan demikian, dalam kebijakan itu, pihaknya tengah membuat penilaian para guru tersebut agar setara dengan guru lain yang mengikuti ujian kompetensi guru.
Muhadjir mengatakan proses penyetaraan nilai sudah dilakukan dan terus berjalan saat ini. Kebijakan itu, ujar dia, tetap beriringan dengan pemberian tunjangan bagi guru-guru bersertifikat pendidik lainnya.
Muhadjir menyadari masih ada persoalan guru yang mendapat upah minim. Muhadjir menilai persoalan itu mengerucut pada guru-guru yang tidak tetap atau honorer. Secara peraturan, memang dibolehkan daerah merekrut guru untuk mengajar di sekolah di daerah tersebut. Bahkan kepala sekolah bisa direkrut daerah.
Menurut Muhadjir, pihaknya tengah menyusun kebijakan berkaitan dengan ketidakmerataan guru. Salah satunya, mulai tahun depan, bakal diangkat sedikitnya 6.000 guru. Sebab, ketika guru tersebut direkrut pihak internal sekolah, akan sulit mendapatkan pengawasan dari pemerintah pusat.
DANANG FIRMANTO