TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 baru menyentuh 2,14 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada November ini. Akhir 2016, menurut dia, defisit diperkirakan mencapai 2,7 persen dari PDB.
"Atau Rp 338,8 triliun. Hingga saat ini, pembiayaan sudah hampir dilakukan seluruhnya," kata Sri Mulyani dalam media gathering Kementerian Keuangan di Hotel Aston, Sentul, Bogor, Sabtu, 26 November 2016.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menambahkan, defisit 2,14 persen tersebut masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 2,46 persen. "Ini basis kami untuk memantau APBN 2016 dan melaksanakan APBN 2017," ujarnya.
Pemerintah pun memperkirakan, defisit pada akhir tahun ini akan terkendali di level 2,7 persen. Agar tidak melebihi proyeksi defisit tersebut, menurut Askolani, pemerintah akan mengendalikan belanja. "Semua komitmen untuk penghematan. Transfer daerah juga dijaga untuk menghemat dan mengendalikan," katanya.
Dengan perkiraan defisit di akhir tahun sebesar 2,7 persen itu, pemerintah pun menetapkan defisit pada 2017 sebesar 2,41 persen. "Dan akan ada peningkatan dari pendapatan dan pengendalian belanja. Jadi, defisit ke depan akan lebih kecil lagi yang membuktikan ekonomi Indonesia terjaga."
ANGELINA ANJAR SAWITRI