TEMPO.CO, Jakarta – Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Destry Damayanti, memperkirakan likuiditas perbankan pada Desember mendatang tidak akan seketat likuiditas pada tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dipengaruhi oleh masih rendahnya pertumbuhan kredit perbankan.
Destry menjelaskan, biasanya pada Desember ada kebutuhan likuiditas, karena banyak orang yang hendak berlibur. “Jadi, memang kecenderungan likuiditas di Desember ketat. Tapi kan kredit belum tumbuh. Jadi mestinya tidak akan terlalu ketat seperti tahun-tahun sebelumnya,” katanya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 30 November 2016.
Menurut Destry, berdasarkan data LPS, loan to deposit ratio (LDR) atau rasio kredit terhadap simpanan juga menurun. Saat ini, Destry berujar, LDR turun di level 90 persen. “Saat ini, bank juga lebih banyak melakukan konsolidasi internal. Jadi, mereka tidak agresif untuk menyalurkan kredit,” tuturnya.
Sementara itu, non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah perbankan turun per akhir September lalu, yakni dari 3,2 persen menjadi 3,1 persen. “Kalau lihat trennya, mestinya sudah peak. Salah satu penyebab NPL tinggi kan sektor pertambangan. Saat ini, ekspor sektor pertambangan membaik,” kata Destry.
Meningkatnya ekspor sektor pertambahan, menurut Destry, disebabkan oleh mulai membaiknya harga komoditas. Meskipun begitu, dari sisi permintaan belum sekencang tahun-tahun sebelumnya. “Cina belum recover. Suplai juga turun karena penambang-penambang kecil stop produksi. Tapi dari situ, NPL terkendali,” ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI