TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai berbiaya murah (LCC) Citilink Indonesia bersama Palang Merah Indonesia (PMI) mengangkut 11 ton logistik barang yang akan disalurkan untuk korban gempa bumi di Aceh. Direktur Keuangan Citilink Indonesia Mega Satria mengatakan bantuan tersebut merupakan salah satu wujud kepedulian Citilink.
"Citilink berusaha merespons dengan cepat dan tanggap sehingga bantuan yang diberikan bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi korban gempa bumi Aceh," kata Mega dalam keterangan tertulis, Jumat, 9 Desember 2016.
Barang bantuan tersebut diterbangkan dari Jakarta. Bantuan terdiri atas family kit, hygiene kit, selimut, terpal, rompi, dan kantong jenazah.
Gempa berkekuatan 6,5 skala Richter mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, pada 7 Desember 2016 pukul 05.03. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, hingga Kamis, 8 Desember, terdapat 102 orang tewas dan 700 orang luka-luka akibat gempa tersebut.
BNPB juga mencatat sebanyak 3.267 warga mengungsi. Masyarakat mengungsi karena rumah mereka mengalami kerusakan dan sebagian besar tidak mungkin lagi untuk ditempati. BNPB mencatat 429 rumah rusak, dengan rincian 348 rusak berat, 42 rusak sedang, dan 39 rusak ringan.
Gempa tersebut juga menyebabkan 105 ruko roboh, 19 ruko rusak berat, lima ruko rusak ringan, 14 masjid rusak berat, enam musala/meunasah rusak, RSUD Pidie rusak berat, kampus STAI AL-Azziziyah Mudi Mesra roboh, dan tiga pesantren rusak.
Gubernur Aceh telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana skala provinsi selama 14 hari pada 7-20 Desember 2016. Penetapan status darurat skala provinsi ini berdasarkan dampak gempa yang terjadi di tiga kabupaten, yaitu Pidie Jaya, Bireun, dan Pidie.
VINDRY FLORENTIN