TEMPO.CO, Bandung - Ribuan orang peserta acara acara Doa Bersama memenuhi Lapangan Gasibu, Bandung, Senin, 12 Desember 2016. Ruang publik yang biasa dipakai warga untuk berolahraga itu tak sanggup menampung massa yang hadir dengan berseragam serba putih.
“Jumlah massa sekitar 25-30 ribu orang, sampai luber di sekitar lapangan,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Bandung Komisaris Besar Winarto seusai acara.
Doa Bersama tersebut menjadi bagian acara perayaan 26 tahun Pondok Pesantren Daarut Tauhid pimpinan Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Bertema Pesantren Perekat NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), acara juga dirangkai dengan gerak jalan mengelilingi Gedung Sate.
Sebelum menuju ke Lapangan Gasibu dengan berjalan kaki melintasi Jalan Diponegoro, peserta mengikuti serangkaian acara Salat Subuh Berjamaah di Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) yang berjarak hampir satu kilometer. Pantauan petugas kepolisian, peserta dari dalam dan luar Kota Bandung berdatangan sejak Ahad malam ke Masjid Pusdai, di antaranya menggunakan bus.
Menurut Winarto, rangkaian acara tersebut berjalan tertib dan lancar. Petugas keamanan ada yang mengenakan seragam maupun pakaian sipil di antaranya berkerudung. “Personel keamanan yang diturunkan sebanyak 3.665 orang gabungan polisi dan tentara,” kata Winarto.
Seorang peserta acara di Lapangan Gasibu, Muslim Mufti, mengatakan beberapa pesan dari orasi sejumlah tokoh di panggung bernada positif bagi semua pihak. Misalnya Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian meminta agar kelompok mayoritas melindungi kaum minoritas. “Wali Kota Ridwan Kamil minta warga Bandung ramah tidak mengintimidasi. Mudah-mudahan pemerintah kota juga menjaga,” kata pengajar ilmu politik di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung, itu.
ANWAR SISWADI