TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri Komisaris Jack mengatakan, pelaku teror bom yang bakal beraksi di Istana Presiden pada Ahad, 11 Desember 2016 menggunakan bahan peledak yang sangat berbahaya. “Khusus di Bekasi, kami sudah analisis positif menggunakan bahan peledak TaTp (triacetone triperoxide),” kata dia di kantornya, Kamis, 15 Desember 2016.
Jack menjelaskan, bahan yang digunakan tersebut memiliki daya ledak tinggi dengan kecepatan rambat reaksi mencapai 5.300 meter per detik. Ia menambahkan bahan TaTp tersebut merupakan bahan peledak kategori primer dengan daya ledak tinggi.
Menurut Jack, kategori daya ledak tinggi pada TaTp dibagi menjadi dua jenis yaitu primer dan sekunder. Berbeda dengan jenis primer, bahan peledak kategori sekunder tidak mudah meledak. “Kalau primer, terkena guncangan, gesekan, mudah meledak,” kata dia. Alasan itu pula yang mendasari polisi meledakkan bom di lokasi penemuan di Bekasi.
Jack menambahkan bahan lain yang digunakan pelaku adalah gliserin (glyserine). Cairan itu adalah bahan baku untuk membuat nitrogliserin. Ia mengatakan nitrogliserin adalah cairan yang mudah meledak.
Menurut Jack, nitrogliserin bakal membuat efek ledakan bom semakin besar. Sebab dari kandungannya memang mudah meledak. “Langsung dilempar-lempar saja meledak,” kata dia.
Baca juga:
Peran 7 Terduga Teroris yang Akan Mengebom Istana Presiden
Polisi Tangkap Tiga Anggota Jaringan Bahrum Naim Terduga Bom Bekasi
Ibu Rumah Tangga yang Diduga Terlibat Bom Bekasi Ditangkap
Jack mengatakan, daya ledak nitrogliserin seperti molotov. Sementara itu, bahan gliserin adalah cairan yang mudah didapat. Cairan itu, kata dia, juga dipakai untuk membuah kosmetik. Sehingga sulit untuk dicegah peredarannya. “Semua dapat dibeli di toko kimia secara bebas.”
Bom yang ditemukan di Bekasi itu rencananya akan diledakkan di Istana Presiden pada Ahad, 11 Desember 2016. Namun sebelum rencana itu dijalankan, polisi lebih dulu menangkap para terduga teroris.
Dari pengembangan kasus tersebut, tiga terduga teroris juga ditangkap dan satu orang ibu rumah tangga yang diduga terlibat mempertemukan calon pengantin bom Dian Yulia Novi dengan pimpinan aksi M. Nur Solihin. Saat ini ada tujuh orang yang diduga terlibat dalam rencana tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka.
DANANG FIRMANTO
Baca juga:
Pejabat Bakamla Diduga Disuap, Ini Kronologis Penangkapannya
Survei LSI: Agus dan Anies Kini Lebih Disukai Ketimbang Ahok