TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Asmawi Syam menilai tahun depan industri perbankan akan memasuki era digital. Di era tersebut, menurut dia, persaingan dunia perbankan akan bergeser tidak hanya dengan sesama bank, tetapi juga dengan pelaku e-commerce dan startup, khususnya fintech.
"Saat ini, kami berkolaborasi dengan startup dengan membuka co-working space, misalnya di Bandung. Kami siapkan mereka ruangan, mereka masuk, berinovasi, dan menciptakan sesuatu yang bersifat digital," kata Asmawai usai acara UMKM Digitalvolution di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 17 Desember 2016.
Asmawi tak bisa memprediksi akan muncul inovasi-inovasi apa saja dari para pelaku e-commerce dan startup pada 2017. "Yang kami tahu, mereka memiliki inovasi yang tinggi. Karena itu, kami kumpulkan mereka. Startup itu kan ujung-ujungnya pembiayaan," tutur Asmawi.
Menurut Asmawi, apabila para pelaku e-commerce dan startup hanya memiliki ide, gagasan, dan inovasi tetapi tidak memiliki pembiayaan, mereka tidak akan bisa berkembang. "Karena itu, kami kolaborasi. Mereka punya ide, kami financing support," ujarnya.
Pada 2020, pemerintah memiliki visi untuk menempatkan Indonesia sebagai negara dengan digital ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Potensi Indonesia cukup besar dengan jumlah pengguna Internet terbesar di dunia yang mencapai 93,4 juta orang dan pengguna telepon pintar yang mencapai 71 juta orang.
Dengan potensi yang begitu besar itu, pemerintah menargetkan terciptanya seribu pebisnis-pebisnis teknologi atau technopreneurs dengan valuasi bisnis mencapai US$ 10 miliar. Sementara itu, nilai e-commerce yang ingin dicapai pemerintah pada 2020 mendatang sebesar US$ 130 miliar.
ANGELINA ANJAR SAWITRI