TEMPO.CO, Jakarta - Peresmian terminal bus Pulogebang yang rencananya dilakukan pada 20 Desember diundur menjadi 28 Desember 2016. "Teknologi informasi rambu lalu lintas belum berjalan serta info keberangkatan dan kedatangan masih terbatas," kata pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono.
Sumarsono mengatakan pengunduran acara itu dilakukan setelah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya.
Faktor lain yang menjadi dasar pengunduran peresmian adalah ruko-ruko yang ada di terminal bus terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, masih kosong.
"Saya berharap mundurnya peresmian itu membuat SKPD terkait lebih siap, terutama penyelesaian rambu-rambu lalu lintas dan pengisian kios-kios yang kosong," kata Sumarsono kepada pers pada Senin, 19 Desember 2016.
Sumarsono menjelaskan, nantinya, Pasar Jaya akan menjadi leading sector pengembangan kios-kios yang ada di terminal Pulogebang. Sumarsono mengaku optimistis jika ruko di lantai tiga terisi, terminal Pulogebang akan ramai.
Menurut Sumarsono, pemerintah daerah akan menyiapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai pengelola Terminal Pulogebang, terminal bus yang diklaim terbesar di Asia Tenggara.
Terminal Pulogebang berdiri di atas lahan seluas 14,5 hektare dan ditunjang dengan bangunan ruang tunggu tiga lantai.
Pada 2013, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meresmikan terminal itu meski banyak fasilitas pendukung yang belum siap. Setelah diresmikan, tidak ada bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang beroperasi di terminal tersebut.
Kemudian, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengunjungi terminal Pulogebang pada 4 Juli 2016,.
"Ini terminal Pulogebang gedungnya bagus dan besar, tapi sepi banget. Penumpang malah pilih ke terminal yang jelek kayak di Pulogadung. Ya, memang lebih strategis sih," kata Ahok.
Menurut Ahok, dana anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan terminal Pulogebang tak sebanding dengan jumlah penumpang yang naik atau turun di terminal tersebut.
Adapun dana anggaran pembangunan terminal Pulogebang mencapai Rp 448,6 miliar. Menurut dia, sepinya penumpang akan berdampak terhadap pelaku usaha yang berencana menyewa tempat di sana.
"Ini terminal Pulogebang pemborosannya ngeri ya. Kalau belum ramai kayak begini, sewain ke orang buat tempat jualan juga enggak bisa," ujar Ahok.
REZA SYAHPUTRA | UWD