TEMPO.CO, Bagdad - Suasana Natal di Bagdad, ibu kota Irak, mulai terasa. Satu pohon Natal setinggi 85 kaki atau 26 meter berdiri tegak di Taman Al-Zawra. Seorang pengusaha muslim bernama Yassir Saad membeli pohon Natal buatan itu sebagai simbol solidaritas kepada umat Kristiani di Irak.
Saad mengeluarkan uang sebesar US$ 24 ribu atau Rp 321,6 miliar untuk membeli pohon Natal berdiameter 10 meter itu. "Membahagiakan saudara-saudara Kristiani saya dan membantu warga Irak melupakan penderitaan mereka, khususnya perang di Mosul, di mana pasukan Irak bertempur melawan ISIS," kata Saad seperti dikutip dari AP.
Baca:
Setelah Aleppo, Iran Akan Bebaskan Bahrain, Yaman, dan Mosul
52 Tentara Yaman Tewas Dibom Saat Antre Ambil Gaji
Sejumlah pengunjung yang melintas di Taman Al-Zawra berfoto dengan latar belakang pohon Natal raksasa itu. "Saya berharap semua umat Kristiani Irak dapat kembali ke Irak dan hidup normal serta penuh damai," kata Saba Ismael, seorang pelajar perempuan yang berkunjung ke taman itu. "Ini mewakili rasa cinta dan damai."
Mengutip Independent pada 18 Desember 2016, ISIS memasuki wilayah utara Irak pada 2014 kemudian menguasai Mosul, kota terbesar kedua di Irak dan salah satu kota yang paling beragam penghuninya. Kelompok ekstremis ini kemudian menandai semua rumah penduduk Kristen di Kota Mosul dengan huruf Arab "N", yang artinya Nazarene atau Kristen. Penduduk yang rumahnya sudah diberi tanda itu kemudian diberi tiga ultimatum: meninggalkan Kota Mosul, dibunuh hingga tewas, atau tetap di Mosul tapi pindah agama menjadi muslim.
Tak hanya umat Kristen yang menjadi target ISIS. Pada 3 Agustus 2014, ISIS menyerang Kota Sinjar dan berusaha menghabisi warga Yazidi yang ajarannya dianggap bertentangan dengan Islam.
INDEPENDENT | AP | MARIA RITA