TEMPO.CO, Bandung - Kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) pimpinan pendeta Stephen Tong kembali digelar di gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Jumat malam, 23 Desember 2016, dengan pengawalan ketat polisi dan tentara. “Jadi, karena kemarin ada satu kejadian yang kurang pas, di sini kami hadir, negara hadir, dan akan melindungi setiap warganya," kata Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan.
Anton bersama Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Muhammad Hernida dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sengaja mengunjungi kegiatan KKR yang dimulai malam hari. “Di sini kami menegaskan bahwa polisi dibantu dengan TNI siap untuk mengamankan, siap untuk melindungi setiap warganya dari rasa takut, baik fisik maupun psikis,” katanya.
Menurut Anton, kehadiran pengamanan polisi dan TNI mengawal KKR untuk mencegah tindakan intoleran. “Perlu dikuatkan kebersamaan dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika. Jangan perbesar kebhinekaannya, tapi perbesar ke-ika-annya, ini ciri khasnya,” ujarnya.
Hernida menambahkan, kehadiran TNI dan Polri untuk memastikan berjalannya tatanan kehidupan bernegara dengan lancar dan baik. “Jangan ada yang coba-coba mengganggu tatanan yang sudah kita sepakati bersama, yaitu hukum yang berlaku di Indonesia ini,” katanya.
Hernida berujar, kehidupan bernegara berjalan baik jika toleransi beragama juga dilaksanakan. “Kami membantu apa yang dilaksanakan kepolisian. Apabila ada yang mencoba-coba istilahnya menggunakan hukum lain, berarti sudah mengganggu kedaulatan kita. Tidak ada hukum yang berlaku kecuali hukum yang selama ini kita pahami bersama dan kita ikuti bersama,” tuturnya.
Ridwan Kamil menuturkan, kehadirannya bersama Kapolda dan Pangdam Siliwangi sebagai komitmen melindungi umat beragama untuk beribadah menurut keyakinannya masing-masing. “Kemarin terkendala, diganti hari ini. Alhamdulillah lancar. Saya mengimbau untuk mengedepankan rasa toleransi dan dialog,” katanya.
Sebelumnya, pada 6 Desember 2016, pendeta Stephen Tong menghentikan kegiatan KKR di gedung Sabuga menjelang pukul 20.00 WIB setelah diprotes sejumlah ormas Islam. Panitia KKR Natal memutuskan menghentikan kelanjutan kebaktian itu setelah bernegosiasi dengan perwakilan kelompok ormas yang berunjuk rasa sejak siang hari.
AHMAD FIKRI