TEMPO.CO, Banda Aceh - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, yang didampingi pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Soedarmo, menyalurkan bantuan untuk para korban gempa Pidie Jaya dan para pelaku industri kecil menengah (IKM).
Bantuan berupa mesin jahit, peralatan industri kecil-menengah, serta beberapa barang kebutuhan pokok lainnya diterima secara simbolis oleh Bupati Pidie Jaya Aiyub Abbas. Bantuan itu akan langsung diserahkan kepada korban di Pendapa Bupati Pidie Jaya, Meureudu, Rabu, 28 Desember 2016.
Airlangga mengatakan bantuan tersebut adalah upaya dari pemerintah pusat untuk membangkitkan kembali semangat dan aktivitas usaha kecil-menengah setelah musibah gempa di Pidie Jaya beberapa waktu lalu. “Pemerintah terus berupaya memperbaiki dan merevitalisasi kerusakan akibat gempa di Pidie Jaya dan daerah sekitarnya, termasuk memulihkan iklim usaha,” katanya.
Menurut dia, upaya ini juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah supaya proses penanganan gempa ini bisa berjalan cepat dan tepat. Bantuan itu juga diharapkan bermanfaat bagi para korban, khususnya bagi para pelaku IKM di Pidie dan Pidie Jaya.
“Laporan yang kami terima, ada 236 IKM di Kabupaten Pidie Jaya yang terkena dampak gempa bumi, yang antara lain bergerak di sektor makanan, pencetakan batu bata, konveksi, dan perbengkelan. Kemenperin juga mencatat sebanyak 1.030 IKM beroperasi di Pidie Jaya,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menperin menyerahkan mesin serta peralatan kepada 50 IKM makanan dan 30 IKM konveksi, termasuk mesin jahit, mixer, dan alat pres kemasan. Juga alat pres batu bata untuk menggantikan peralatan yang sederhana bagi 51 IKM, peralatan perbengkelan sepeda motor berupa tool kit, kompresor untuk 39 IKM, serta bantuan mesin jahit dan mesin obras untuk konveksi bagi 30 IKM.
Untuk korban gempa lainnya, Kementerian Perindustrian menyerahkan paket bahan kebutuhan pokok, sandang, perlengkapan mandi, dan tenda kepada masyarakat yang menjadi korban gempa. “Bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban para korban,” ujar Airlangga.
Adapun Plt Gubernur Aceh, Soedarmo, mengatakan pembangunan pasca-darurat difokuskan pada sarana publik, seperti sekolah, rumah sakit, mesjid, dan meunasah (sekolah). “Perbaikan sekolah menjadi perhatian kita, mengingat tak lama lagi sesi belajar-mengajar akan dimulai kembali setelah libur sekolah,” tuturnya.
Soedarmo berharap, pada pertengahan Januari, ketika sesi sekolah dimulai, tempat belajar sementara bagi siswa harus sudah tersedia dengan layak. Terkait dengan pembangunan kembali rumah warga yang rusak akibat gempa, menurut dia, pemerintah akan menyediakan dana, yang terdiri atas bantuan pemerintah pusat, provinsi, dan pemerintah kabupaten.
”Menurut rencana awal, pemerintah pusat sudah mengalokasikan Rp 40 juta bagi rumah yang rusak parah, kemudian ditambah lagi oleh provinsi sebanyak Rp 20 juta dan pemerintah kabupaten sekitar Rp 10 juta,” ucapnya.
Dengan adanya bantuan tersebut, rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa dapat dibangun kembali sesegera mungkin sehingga masyarakat dapat memulai kehidupannya seperti sediakala.
ADI WARSIDI