TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pada 2017, kepolisian akan memfokuskan kinerja pada beberapa sektor. “Terorisme masih menjadi fokus kepolisian, lalu narkoba, terutama bandar-bandar besar,” katanya di Mabes Polri, Rabu, 28 Desember 2016.
Menurut Tito, fokus kinerja tersebut bukan berarti mengesampingkan program-program prioritas lainnya. Persoalan pelayanan publik, pemberantasan korupsi, konflik pilkada, perdagangan manusia, konflik suku ras agama, serta kejahatan konvensional juga menjadi perhatian.
Menurut Tito, khusus untuk terorisme, pihaknya bakal serius. Sebab, dari catatan 2016, terjadi peningkatan mencapai 170 kasus terorisme dibanding pada 2015, yang sekitar 82 kasus. Namun ia mengklaim ancaman terorisme telah diatasi dengan cukup baik. Misalnya pada bom Sarinah, pelumpuhan kelompok Santoso yang tinggal 10 orang, serta pengungkapan terorisme menjelang Natal dan tahun baru.
Menurut Tito, dengan anggaran pada 2017 sekitar Rp 84 triliun, pihaknya mampu meningkatkan kinerja. Ia menilai langkah preventif bakal digencarkan untuk mencegah tindakan-tindakan melawan hukum. Dia menyatakan anggaran belanja modal, yang mencapai Rp 43 triliun, juga akan mampu meningkatkan kinerja para anggota kepolisian.
Tito mengungkapkan, dengan anggaran tersebut, akan dibangun sistem emergency call, modernisasi sistem, pembuatan database nasional, dan pembangunan infrastruktur kepolisian, seperti polres dan polsek di daerah-daerah.
Tito mengatakan, setelah dilantik pada Juli lalu, ada 10 program prioritas, termasuk masalah terorisme, reformasi internal, dan kesejahteraan anggota. Ia menilai bakal terus melaksanakan program-program prioritas tersebut. “Kuncinya ingin bangun kepercayaan publik, terpercaya jadi tujuan akhir.”
DANANG FIRMANTO