TEMPO.CO, Cologne –Kepolisian Kota Cologne, Jerman, menuai kritikan di dunia maya karena menahan ratusan pria asal Afrika Utara selama perayaan Tahun Baru. Seperti dilansir The Independent, Senin 2 Januari 2017, Kepala Kepolisian Cologne Juergen Mathies menegaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk mencegah kejadian pelecehan seksual massal seperti tahun lalu.
“Mereka ditangkap karena berpotensi melakukan tindak kejahatan,” kata Mathies kepada wartawan. Namun kepolisian Cologne belum menyebutkan apakah mereka yang ditangkap pernah melakukan kejahatan di masa lalu.
Dalam peringatan Tahun Baru 2016, lebih dari 2.000 pria—termasuk puluhan dari negara asing—melakukan pelecehan seksual terhadap sekitar seribu perempuan di seluruh penjuru Jerman. Kasus pelecehan terbesar terjadi di Cologne dimana 600 perempuan melapor sebagai korban.
Serangan ini menjadi perdebatan di Jerman yang kini menghadapi banjir pengungsi. Kelompok sayap kanan Jerman mengecam kebijakan pintu terbuka Kanselir Angela Merkel terhadap para pengungsi, meski dalam laporan terbukti hanya segelintir pengungsi asal Suriah dan Irak yang terlibat dalam kasus pelecehan seksual tersebut.
Untuk menghindari terulangnya insiden tersebut, kepolisian Cologne tahun ini memutuskan menangkap lebih dari 650 pria berasal dari Afrika Utara yang kerap disebut “Nafris.” Mereka ditangkap saat sedang berkumpul pada Sabtu malam di dekat stasiun kereta Cologne dan di distrik Deutz, dekat Sungai Rhine.
Suasana Tahun Baru 2017 di Cologne berjalan dengan aman. Sebanyak 50 ribu warga berkumpul di depan Katedral Cologne sambil mendengarkan dentang lonceng memperingati tahun yang baru. “Saya bersyukur perayaan Tahun Baru berlangsung dengan aman dan damai,” ujar Wali Kota Cologne Henriette Reker.
NY DAILY NEWS | THE INDEPENDENT | AP | SITA PLANASARI AQUADINI