Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yansen Kanto dan Mimpi Lahirkan 1.000 Startup

image-gnews
Chief Executive KIBAR Yansen Kamto dalam konferensi perdana gerakan nasional 1000 start up digital di Universitas Trisakti, Jakarta, 30 Juli 2016. TEMPO/Bagus Prasetiyo
Chief Executive KIBAR Yansen Kamto dalam konferensi perdana gerakan nasional 1000 start up digital di Universitas Trisakti, Jakarta, 30 Juli 2016. TEMPO/Bagus Prasetiyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Menjadikan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia, itulah visi yang telah dideklarasikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Silicon Valley, California, Amerika Serikat pada pertengahan Februari tahun ini. Untuk mewujudkan visi tersebut, Pemerintah Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) telah menciptakan peta jalan e-commerce dan ekosistem industri teknologi digital di Indonesia yang terus berkembang.

Sejalan dengan visi tersebut, Menkominfo bersama PT Kibar Kreasi, konsultan teknologi informasi yang didirikan Yansen Kanto, menginisiasi Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital. Tujuannya adalah melahirkan perusahaan rintisan yang berkualitas dan memberikan dampak positif dengan menyelesaikan permasalahan besar di Indonesia. Gerakan ini ditargetkan dapat menciptakan 1.000 startup dengan total valuasi bisnis senilai US$ 10 miliar pada 2020.

“Melakukan perubahan sesungguhnya, menciptakan dampak yang sebesar-besarnya, manusia seperti saya ini yang dipercaya Presiden untuk mengubah bangsa ini lewat anak-anak muda. Ini yang membedakan saya dari yang lain. Dan, itu yang membuat saya diundang ke Brasil dan Silicon Valley untuk menjadi pembicara,” ujar Yansen memberi alasan mengapa dirinya dipercaya Pemerintah untuk membuat 1.000 startup digital.

Ia pun dalam beberapa kesempatan kerap bertemu dengan Rudiantara, Menteri Kominfo. “Kemudian, beliau meminta saya membuat di 50 kota. Namun, saat itu saya bilang tidak bisa, melainkan hanya bisa 10 kota dengan hitungan 1.000 startup digital hingga tahun 2020,” ujar alumni Jurusan Pemasaran University of Technology Sydney ini.

Seribu startup dalam lima tahun berarti setahun 200 startup. Dibagi 10 kota –Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Bali, Makassar dan Pontianak– dalam setahun melahirkan 20 startup di satu kota. “Menurut saya, itu sedikit sekali. Jumlah 1.000 startup ini akan menjadi penyebar virus di Indonesia dan 1.000 ini akan menjadi contoh,” kata Yansen.

Bagaimana tahapannya mewujudkan 1.000 startup? “Kami membuat seminar dalam satu tahun sebanyak empat kali di setiap kota dengan peserta 200 orang setiap seminar. Jadi, dalam setahun ada 800 orang yang mengikuti seminar,” ujarnya. Tahapan selanjutnya, 400 orang akan masuk ke workshop, lalu masuk tahapan hackaton 200 orang. Kemudian disaring lagi sehingga masuk ke bootcamp hanya 100 orang. Lalu, ada tahap inkubasi yang hanya diikuti 50 peserta. Dan, terakhir yang dianggap lulus hanya 20 peserta. “Jadi tahapannya ada lima, yakni Ignition, Workshop, Hackaton, Bootcamp dan Inkubasi,katanya merangkum.

Di Indonesia, tantangannya bukan hanya ekosistem tetapi juga support system, mental, serta pola pikir yang harus diubah. Dan, hal itulah yang dianggap paling sulit sehingga solusinya harus dibuat berdasarkan tahapan. Jadi, dari satu sampai lima tahapan mereka harus lulus. “Saya bilang ke Pak Rudiantara, fokusnya adalah pembinaan, bukan funding, karena talent dan ekosistemnya belum matang,” ujar pendiri Indonesia Google Business Group ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi, dukungan pemerintah terhadap 1.000 startup ini hanya dalam bentuk endorsement. “Pemerintah mau kasih uang, saya tidak mau. Kenapa pemerintah harus kasih uang? Pemerintah itu begitu supportive, mereka itu mau belajar serta mau mendengarkan dan melibatkan pelakunya. Itu menurut saya lebih dari cukup,” ucapnya. Ia mengaku tidak suka kalau startup dibantu pendanaannya oleh pemerintah. Alasannya, para startup itu adalah pengusaha yang tidak perlu meminta bantuan kepada pemerintah. “Yang saya lakukan bukan hanya memotivasi para startup, tetapi saya juga turun ke bawah sehingga saya tahu persis kejadian di 10 kota tersebut karena setiap daerah berbeda-berbeda karakternya,” katanya.

Pria 35 tahun ini memang berpengalaman di dunia inkubasi startup melalui Kibar yang ia dirikan pada November 2011. Kibar terbilang getol membangun ekosistem startup digital di Indonesia. Dalam aksinya, Kibar kerap menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Misalnya, inkubator startup Innovative Academy di Yogyakarta yang menggandeng Universitas Gajah Mada. Kemudian, di Institut Teknologi Bandung. Dan, di Surabaya, bekerja sama dengan wali kotanya, Tri Rismaharini, juga membuat inkubator startup.

“Saya juga pernah terlibat di kampanyenya pembalap Rio Haryanto untuk kejayaan Indonesia di pentas dunia. Itulah yang mendasari saya membantu anak Indonesia yang mempunyai potensi dengan menggunakan teknologi digital yang akhirnya Merah Putih bisa berkibar,” kata mantan Account Director perusahaan periklanan Arc Worldwide itu.

Yansen melihat di Indonesia talent-nya banyak dan hebat-hebat sehingga peluang bisnis dan pasarnya di negeri ini sangat besar. “Tetapi kenapa tidak maju-maju, karena kita selalu hanya jadi tukang, kuli. Itu yang mau saya ubah,” ujarnya menegaskan

SWA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lagi-lagi Startup PHK Karyawan, Ini Penjelasan Bos Pahamify

6 Juni 2022

Ilustrasi PHK. Shutterstock
Lagi-lagi Startup PHK Karyawan, Ini Penjelasan Bos Pahamify

Pahamify, startup edutech, mengkonfirmasi kabar terkait dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah karyawannya.


Mengenal 5 Pemuda Indonesia Pendiri Startup Ternama

10 September 2021

Amanda Susanti Cole perempuan kelahiran Jakarta, 22 Juni 1990 berhasil mendirikan perusahaan startup yang bernama Sayurbox. Yang menarik, Sayurbox menjadi salah satu solusi masyarakat untuk memutus mata rantai virus Covid-19 dengan berbelanja sayur lewat online. (foto:dokpri/ kemenpora.go.id)
Mengenal 5 Pemuda Indonesia Pendiri Startup Ternama

Meski bukan pekerjaan mudah, beberapa anak muda Indonesia sukses mendirikan perushaan startup mereka dan mengembangkannya hingga menjadi besar.


Google Bikin Program Startup School Gratis untuk Founder Startup Asia Pasifik

3 Februari 2021

Logo Google. REUTERS/Arnd Wiegmann
Google Bikin Program Startup School Gratis untuk Founder Startup Asia Pasifik

Sesi interaktif Google Startup School akan mencakup berbagai topik, dari pemasaran digital, pengetahuan produk, hingga strategi bisnis.


Cerita Wishnutama Selepas Jadi Menteri, Jajaki Startup Media Digital

27 Januari 2021

Menparekraf Wishnutama meminta Pemda aktif menyelamatkan industri pariwisata di daerahnya yang terpuruk akibat wabah virus corona. Dok. Kemenparekraf
Cerita Wishnutama Selepas Jadi Menteri, Jajaki Startup Media Digital

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, menceritakan kesibukannya setelah dicopot sebagai pembantu presiden.


Meghan Markle Investasi ke Startup yang Menjual Susu Oat

15 Desember 2020

Meghan Markle dalam konferensi The 19th. Youtube
Meghan Markle Investasi ke Startup yang Menjual Susu Oat

Mantan Duchess of Sussex, Meghan Markle berinvestasi di startup Clevr Brands. Perusahaan tersebut menjual latte susu oat instan empat rasa.


Trending Bisnis: Jam Tangan Rolex Edhy Prabowo Hingga Haus! Dapat Pendanaan 30 M

3 Desember 2020

Barang bukti berupa jam tangan Rolex Yacht -Master II dan tas putih bermerek Chanel pada konferensi pers kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster di Gedung KPK, Jakarta, Kamis dinihari, 26 November 2020. Arloji mewah yang berlapis emas putih tersebut diperkirakan harganya di atas Rp 200 juta, berdasarkan harga jual dari sejumlah situs penjual jam tangan. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Trending Bisnis: Jam Tangan Rolex Edhy Prabowo Hingga Haus! Dapat Pendanaan 30 M

Berita terpopuler bisnis sepanjang 2 Desember 2020, dimulai dari cerita soal Edhy Prabowo dan istrinya dua kali mendatangi toko jam Rolex di Hawaii.


2 Perempuan Indonesia Ikut Program Immersion: Women Founders Google

26 November 2020

PT Co-Founder & CTO Halosis Sonja Johar (kiri) dan Co-Founder Gadjian Afia Fitriati (kanan) asal Indonesia terpih mengikuti program Google for Startups Immersion: Women Founders. Kredit: Google Indonesia
2 Perempuan Indonesia Ikut Program Immersion: Women Founders Google

Immersion: Women Founders merupakan program pelatihan untuk membekali para perempuan dengan alat dan keterampilan untuk mengembangkan startup mereka.


Inilah Pemenang Hyundai Startup Challenge 2020

16 November 2020

PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) mengumumkan 4 pemenang startup dan 1 pemenang favorit Hyundai Start-Up Challenge 2020.  FOTO: Hyundai
Inilah Pemenang Hyundai Startup Challenge 2020

Hyundai Startup Challenge 2020 di Indonesia telah dimulai sejak awal tahun ini dan berhasil mengumpulkan ratusan pendaftar.


Ratusan Startup Lokal di Yogyakarta Jadi Perhatian InnoXJogja 2020

8 November 2020

Drone berpenumpang, Frogs, yang dikembangkan startup dari Yogyakarta ini akan mewakili Indonesia dalam Hannover Messe, 20-24 April 2020. Ditujukan sebagai taksi terbang, drone ini didesain mampu mengangkut dua penumpang dengan kapasitas maksimal 200 kilogram. FOTO/DOK UMG Idealab Indonesia
Ratusan Startup Lokal di Yogyakarta Jadi Perhatian InnoXJogja 2020

Festival teknologi dan inovasi bertajuk InnoXJogja 2020 segera digelar di Yogyakarta pada 17-20 November 2020 ini.


Omnibus Law, Karpet Merah Tenaga Kerja Asing dari Pasal-pasal yang Rontok

8 Oktober 2020

Logo Te.co Blank
Omnibus Law, Karpet Merah Tenaga Kerja Asing dari Pasal-pasal yang Rontok

Semangat mereka tetap berapi-api, menuntut pembatalan Undang-undang Cipta Kerja atau Omnibus Law.