TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan agar publik menghentikan penyebaran berita permusuhan, adu domba, fabrifikasi cerita, dan kebohongan yang disebarkan lewat media sosial.
"Saya titip mulai pagi ini jaga perilaku kita, jaga omongan kita, terutama dalam menggunakan media sosial. Hoax yang bikin hoek ini sudah meresahkan," kata Ganjar, setelah menghadiri Deklarasi Anti Hoax di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Minggu, 8 Januari 2017.
Baca: Semarang Deklarasikan Gerakan Tolak Hoax
Ganjar juga meminta masyarakat untuk berani jujur. "Ayo berani jujur, jangan pakai anonim, tabayun, dan demi Indonesia, hentikan penyebaran fitnah dan berita bohong," ujarnya.
Ganjar menyebutkan Indonesia menduduki peringkat terbawah dalam kemampuan literasi. “Tapi di tingkat kecerewetan nomor lima di dunia. Jadi kita itu jago cerewet tanpa literasi,” katanya.
Kondisi ini menjadikan mudah menyebarnya berita sumir, bohong, bahkan cenderung fitnah. Menurut dia, mayoritas masyarakat yang pada dasarnya sudah malas membaca menjadi mudah diprovokasi atau dipengaruhi kabar-kabar yang tidak benar.
Hari ini, sejumlah organisasi dan komunitas masyarakat di Kota Semarang mendeklarasikan Gerakan Tolak Hoax. Deklarasi ini dilakukan sebagai komitmen mengkampanyekan gerakan antiberita hoax.
EDI FAISOL
Baca juga:
Unik, Jokowi Kunjungan Kerja Pakai Jas, Dasi, dan Sarung
INVESTIGASI: Budak Indonesia di Kapal Taiwan