TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) tahun ini masih akan menghadapi tantangan ketatnya persaingan pasar domestik seiring bertambahnya kapasitas.
nalis dari UOB Kay Hian Securities, Adrianus Bias Prasuryo, menyatakan perang harga jual semen di Jawa seiring bertambahnya kapasitas produksi produsen semen sebesar 13 persen atau sebesar 11 juta ton.
Tambahan kapasitas utamanya dari pabrik SMGR sebesar 6 juta ton dan tambahan kapasitas dari pabrik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) di Citeureup, Jawa Barat sebesar 4,4 juta ton.
“Tambahan kapasitas untuk pasar Pulau Jawa sendiri sebesar 20,6 persen sehingga berpotensi memperburuk perang harga jual di kawasan, khususnya di Jawa Tengah,” ujarnya dalam hasil riset yang dipublikasi Selasa, 10 Januari 2017.
Menurut Adrianus, tahun ini akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Semen Indonesia. Sebab perusahaan mendapatkan tambahan kapasitas dari dua pabrik di tengah lesunya pasar eskpor dan domestik, juga kompetisi di pasar domestik semakin ketat karena banyaknya pemain baru. Upaya efisiensi biaya operasi perusahaan sejak 2016, tampaknya akan sulit menekan beban karena mahalnya biaya energi.
Baca: Luhut Tantang Adu Data Soal 10 Juta Tenaga Kerja Asal Cina
Adrianus mengatakan pabrik SMGR di Rembang akan mulai beroperasi komersial pada kuartal I tahun ini. Meskipun mengalami sengketa hukum perihal perizinannya, Semen Indonesia tetap berkeyakinan operasi pabrik Rembang masih sesuai jadwal. Sumber bahan baku untuk pabrik Rembang rencananya akan didatangkan dari wilayah lain. Sebelumnya pabrik ini rencananya dipasok bahan baku dari Tuban. Langkah itu akan membuat biaya transportasi naik 5 persen.
Kapasitas produksi Semen Indonesia tahun ini diperkirakan akan naik 13 persen menjadi 34,3 juta ton. Selain pabrik Rembang, kata Adrianus, SMGR juga akan mengoperasikan pabrik Indarung, Sumatera Barat berkapasitas 3 juta ton. Secara keseluruhan, dua pabrik akan menambah kapasitas 4 juta ton tahun ini dan akan beroperasi penuh pada 2018.
Adrianus menambahkan Semen Indonesia sejatinya merencanakan kapasitas baru untuk pasar ekspor. Tahun ini SMGR menargetkan penjualan naik 4 persen atau sekitar 1 juta ton menjadi 27,4 juta ton untuk pasar domestik. Dengan begitu perseroan bisa mempertahankan pangsa pasar 41,5 persen. Tambahan kapasitas akan dijual untuk pasar ekspor dengan target volume penjualan 2,5 juta ton tahun ini, termasuk ekspor dari unit usaha di Vietnam, Thang Long Cement Company. Pada periode Januari-November 2016, penjualan ekspor SMGR sebesar 1,1 juta ton.
Direktur Utama Semen Indonesia, Rizkan Chandra, mengatakan sepanjang tahun lalu perseroan membukukan laba bersih Rp 4,01 triliun atau menyusut dibandingkan 2015 yang sebesar Rp 4,52 triliun. Penurunan laba akibat ketatnya persaingan industri semen dan kondisi perekonomian nasional. “Pertumbuhan industri semen nasional tahun lalu minus 3 persen akibat hadirnya pemain baru di industri semen,” ujarnya seperti dikutip Antara.
Baca: Pemerintah Belum Temukan Solusi Masalah Smelter Freeport
Meski begitu, kata Rizkan, perseroan berhasil mempertahankan pangsa pasar sebesar 41,6 persen. Ketatnya persaingan industri semen dan kondisi perekonomian nasional yang menurun otomatis memberikan imbas yang cukup signifikan pada kinerja Semen Indonesia. Meski secara bisnis tertekan, perseroan tetap memacu produksi dan beberapa pabrik mencatatkan rekor jumlah produksi baik. “Pabrik Tuban yang mampu mencetak produksi sebesar 1,38 juta ton atau di atas target 1,3 juta ton,” ungkapnya.
Sekretaris Perusahaan SMGR, Agung Wiharto, menambahkan perseroan saat ini bersiap mengajukan rancangan penambangan baru di lokasi pabrik semen Rembang. Langkah itu diambil sembari menunggu keputusan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menyikapi Keputusan Mahkamah Agung, mengenai pengabulan gugatan warga soal pembatalan izin lingkungan.
“Kami tunggu keputusan pak Gubernur pada tanggal 17 Januari 2017. Tapi kami sudah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan memperbaiki sistem penambangan,” ujarnya.
ABDUL MALIK | ARTIKA RACHMI FARMITA (SURABAYA)