TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek naik sebesar 8,9 persen atau total sebanyak 280 juta sepanjang 2016 dibanding dengan 2015. Kenaikan jumlah penumpang tersebut buah dari penambahan kapasitas rangkaian dengan formasi 12 dan 10 kereta.
"Serta perluasan stasiun, pemasangan uiding block (ubin penunjuk arah bagi pengguna dengan disabilitas) serta pembangunan jembatan penyeberangan orang, serta underpass (jalan bawah tanah di sejumlah stasiun," kata Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Muhammad Nurul Fadhila di Jakarta Rabu, 11 Januari 2017.
Hingga akhir 2016, KCJ mengoperasikan 18 rangkaian dengan formasi 12 kereta dan 31 rangkaian formasi 10 kereta. Fadhil mengatakan, penambahan kapasitas tersebut tidak lepas dari perawatan sarana dengan memperbanyak ketersediaan suku cadang.
"Melalui metode ini, komponen pada kereta yang rusak dapat langsung kami ganti sepenuhnya dengan yang baru, kemudian kereta siap digunakan," kata Fadhil sembari menambahkan KCJ telah membuka kembali rute Ancol mulai 25 Juni 2016.
Perpanjangan peron pun, tambah Fadhil, berlanjut di tujuh stasiun, yaitu Pasar Minggu, Pasar Minggu Baru, Citayam, Cakung, Sudimara, Pondok Ranji dan Lenteng Agung. Selain itu, sepanjang 2016, KCJ juga memasang mesin pembelian tiket otomatis (vending machine) sebanyak 50 unit yang tersebar di 13 stasiun.
"Untuk mengutamakan keselamatan dan memudahkan aktivitas penumpang berpindah antarperon, kami tengah membangun jembatan penyerangan orang (JPO) dan underpass di dalam stasiun, salah satunya di Stasiun Tanah Abang sebagai stasiun transit," kata Fadhil.
Fadhil menuturkan, secara fisik pembangunan JPO dilengkapi enam eskalator telah selesai 80 persen. "Rencananya, pada Maret 2017 fasilitas JPO Stasiun Tanah Abang telah dapat digunakan," kata Fadhil.
ANTARA