TEMPO.CO, Purwakarta - Akademikus Universitas Paramadhina, Yudhi Latif, mengatakan Pancasila tidak hanya cukup menjadi hafalan, tapi juga harus dijadikan laku hidup di semua tingkat anak bangsa, dari pejabat sampai rakyat biasa.
“Roh Pancasila harus menumbuhkan nilai kasih sayang bagi sesama manusia, menghargai setiap perbedaan yang ada di Indonesia," ujar Yudhi saat menjadi pembicara di Institut Pancasila Purwakarta, Jawa Barat, Rabu, 11 Januari 2017.
Selain itu, penulis buku Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, Aktualitas Pancasila tersebut mengatakan komunitas adat di berbagai tempat konsisten menjalankan nilai Pancasila, sehingga lingkungan mereka terjaga. Di dalam Pancasila terakomodasi seluruh kepentingan bangsa Indonesia.
Sementara Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, yang juga pendiri Institut Pancasila, mengatakan selama ini Pancasila lebih dikenal dari aspek doktrin semata dan seolah terlepas dari akar kebudayaan bangsa Indonesia.
“Mulai hari ini, Pancasila harus dipahami melalui pendekatan kebudayaan dan kearifan lokal," ujar Dedi. Sebab, sebagai pengelola, Institut Pancasila membutuhkan gagasan para pakar untuk merumuskan gagasan berpikir tentang arah dan nilai-nilai Pancasila dalam pengamalannya di Purwakarta, yang kental dengan nilai kesundaan.
Dedi mengungkapkan, Institut Pancasila ke depan akan menyasar semua pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta sampai tingkat Ketua RT/RW. Nantinya, mereka akan bertugas menyebarkan nilai-nilai Pancasila sebagai garda kebudayaan kepada anggota masyarakat di sekitarnya. "Khusus untuk pegawai, kenaikan jenjang jabatan mereka akan ditentukan pula oleh sertifikasi pemahaman nilai Pancasilanya," kata Dedi.
Direktur Institut Pancasila Asep Muhtadi berujar, pihaknya segera membuat tim teknis sosialisasi pemahaman nilai-nilai Pancasila tersebut. “Arahannya jelas tadi disampaikan Kang Dedi, untuk pegawai sampai para ketua RT/RW, mereka harus mampu menginternalisasi secara personal, juga menyebarkan nilai-nilai Pancasila ini,” ujar akademikus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Bandung itu.
NANANG SUTISNA