TEMPO.CO, Jakarta - Industri perbankan diminta tidak ragu-ragu dalam memacu penyaluan kredit tahun ini kepada sektor-sektor usaha yang produktif.
Presiden Joko Widodo mengatakan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) Desember 2016 yang berada pada angka 3,18% dinilai masih baik. Meskipun demikian, upaya ekstra untuk menurunkan rasio tersebut pada 2017 masih diperlukan.
Baca: Kemenkeu Bangun Database UMKM untuk Tekan Kredit Macet
"Jadi, jangan takut memberikan kredit," kata Jokowi dalam Pertemuan Awal Tahun Pelaku Industri Jasa Keuangan, Jumat 13 Januari 2017 seperti dikutip dari Bisnis.com.
Jokowi menambahkan terdapat sejumlah bidang yang bisa diberikan kemudahan kredit. Bank konvensional atau bank pembangunan daerah bisa membantu bidang perkebunan atau pertanian.
Hal tersebut menjadikan perbankan harus mempunyai data yang akurat terhadap seluruh usaha di daerah. Bank diharuskan memperkuat unit terkecilnya baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten.
Baca: Tren Menurun, Jokowi Minta Korea Selatan Dorong Investasi di RI
Sebagian besar komoditas perkebunan di Tanah Air merupakan milik petani lokal seperti karet (84 persen), kelapa (99 persen), Kakao (98 persen), dan kopi (96 persen). Penyaluran kredit bisa digunakan untuk membeli bibit unggul, pupuk, maupun peremajaan.
Terlebih bagi komoditas kelapa yang sedang booming di pasar ekspor tujuan Amerika Serikat dan Eropa. Perekonomian Sulawesi sebagian besar juga dipengaruhi oleh kakao dan kopi.
Pentingnya komoditas perkebunan tersebut membuat Kepala Negara menekankan perlunya peremajaan agar bisa tetap produktif dan mampu mendorong perekonomian rakyat.
"Perbankan harus mau mengumpulkan dan mendatangi mereka, jangan hanya menunggu," ucap Jokowi.