TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad optimistis pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai dua digit seperti yang diinginkan Presiden Joko Widodo. Hal itu apabila mengacu pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tergolong positif sepanjang 2016.
"Saya pikir potensi untuk double digit itu cukup besar," ujar Muliaman di Istana Kepresidenan, Jumat, 13 Januari 2017.
Baca: Kebijakan Bappenas Hadapi Perlambatan Ekonomi
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta pertumbuhan kredit Indonesia pada 2017 mencapai 12 persen. Menurut Presiden, hal itu bisa dicapai apabila penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah ditingkatkan. Kalau perlu, penyaluran kredit itu diikuti dengan pemberian subsidi untuk bunganya.
Muliaman mengatakan berbagai upaya juga telah dilakukan untuk memastikan target yang diinginkan Jokowi tercapai tahun ini. Salah satunya, bekerja sama dengan instansi dan kementerian terkait untuk membangun model bisnis pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah. Hal ini dilakukan mengingat tiap kementerian memiliki fitur pemberian pinjaman atau pembiayaan yang berbeda.
"Misalnya di pertanian, kan nunggu dulu pohonnya tumbuh. Itu kan ada masa waktu tunggu di mana saat itu tidak ada cicilan kredit. Model-model seperti itu, kredit dengan grace period," uja Muliaman.
Baca: 32 Smelter Senilai US$20 Miliar Beroperasi di Indonesia
Langkah lainnya adalah mengarahkan penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas seperti energi, infrastruktur, pangan, kemaritiman atau ke proyek-proyek produktif yang bersifat jangak pendek dan panjang. Hal ini, tentunya, akan melibatkan peran perusahaan pembiayaan
"Makanya, saya pikir potensi double digit cukup besar. Yang penting, kita harus kreatif dan innovatif dalam mencari bisnis model yang feasible," ucap Muliaman.
Sebelumnya Bank Indonesia pernah memprediksi pertumbuhan kredit tahun depan akan lebih baik. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan pertumbuhan kredit bisa mencapai level 10-12 persen.
Menurut Mirza, perbaikan proyeksi pertumbuhan kredit itu tak lepas dari peningkatan angka pertumbuhan ekonomi pada 2017. "Kalau kami lihat, ada tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di Jawa dan Sumatera karena harga komoditas yang lebih baik," ucapnya di kompleks Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Senin, 24 Oktober 2016.
Menurut Mirza, akan ada kebutuhan masyarakat ataupun pelaku usaha untuk memenuhi konsumsinya ataupun barang produksi, baik domestik maupun impor. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi pada 2017 juga diprediksi meningkat, yaitu pada level 5,1-5,5 persen
ISTMAN MP|GHOIDA RAHMAH