TEMPO.CO, Kediri - Politikus Partai Demokrat, Khotibul Umam Wiranu, ditunjuk menjadi ketua tim delegasi penjemputan jasad Tan Malaka oleh Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Ditargetkan pemindahan jasad Ibrahim Datuk Tan Malaka dari Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, akan dimulai pada 21 Februari 2017 mendatang.
Penunjukan Khotibul menjadi ketua tim penjemputan jasad Ibrahim Datuk Tan Malaka ini dilakukan melalui musyawarah yang diikuti seluruh pemangku adat dan keluarga Datuk Tan Malaka. Tim delegasi yang terdiri atas 40 aktivis Tan Malaka Institute, sejarawan, serta perwakilan tokoh masyarakat ini akan mengemban tugas melakukan pengurusan administrasi dengan Kementerian Sosial dan pembicaraan dengan Pemerintah Kabupaten Kediri terkait dengan rencana pemindahan tersebut.
Baca juga:
Pindahkan Makam Tan Malaka Harus Seizin Kementerian
Jasad Tan Malaka Akan Dipindahkan ke Sumatera Barat
“Kita harapkan pada 21 Februari sudah dilakukan pemindahan,” kata ketua harian tim delegasi yang juga Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan kepada Tempo, Minggu, 15 Januari 2017.
Ferizal menegaskan seluruh proses pemindahan jasad Tan Malaka ini dibiayai dari donasi dan partisipasi para pecinta Tan Malaka dari seluruh Indonesia. Karena itu, dia memastikan tak ada sepeserpun anggaran Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota yang ikut terpakai. Bahkan, pada saat dilakukan upacara adat penyerahan mandat dari pemangku adat kepada tim delegasi, Sabtu, 14 Januari 2017 kemarin, masyarakat berbondong-bondong membawa makanan dan hasil bumi untuk kebutuhan peserta acara.
Prosesi adat penyerahan mandat tersebut berlangsung sangat meriah. Ribuan masyarakat dari berbagai pelosok Kabupaten Limapuluh Kota dan beberapa daerah lain berbaur mengikuti rangkaian prosesi yang dipusatkan di rumah Tan Malaka di Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota.
Dimulai dari pemukulan Batu Talempong di Balai Adat Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunung Omeh, yang dipimpin Nyak Datuk Naro, sesepuh adat dari Suku Jambak, prosesi penjemputan dimulai dengan doa bersama. Sebanyak enam buah batu besar yang dijajarkan beriringan dengan bantalan bambu dipukul dengan rancak hingga menghasilkan rangkaian nada bertajuk Siamang Tagagu dan Cak Tuntun.
Susunan batu tersebut terdiri dari dua batu sebagai talempong pambawa lagu yang mengeluarkan bunyi melodi, dua batu tunggal sebagai peningkah untuk mengatur irama, serta batu lain sebagai talempong jantan yang memproduksi suara rendah dan talempong betina dengan suara tinggi.
Menurut cerita masyarakat setempat, batu talempong ini ditemukan pertama kali oleh seorang ulama bernama Syeikh Syamsudin pada abad 12 Masehi. Batu ini hanya dimainkan pada momen besar dengan diikuti ritual adat para sesepuh. “Sejak ditemukan, batu ini baru dipukul dua kali, salah satunya pada ritual penyerahan mandat penjemputan Datuk Tan Malaka kemarin,” kata Ferizal.
Ini menunjukkan betapa pentingnya proses pemindahan jasad tersebut dan telah mendapat restu dari seluruh sesepuh adat dan masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota. Karena itu, diharapkan tim delegasi ini akan mulai bekerja secepatnya dan membawa pulang jasad Tan Malaka bertepatan dengan Haul Tan Malaka pada 21 Februari 2017.
Setelah mengikuti ritual tersebut, pemegang tampuk gelar Tan Malaka yang juga cucu keponakan Ibrahim Datuk Tan Malaka, Hengki Novaron Arsil, diarak menuju Balai Adat di Nagari Pandam Gadang. Di tempat ini digelar berbagai atraksi kebudayaan dari Sumatera Barat dan Jawa Timur sebagai simbol persatuan antara Kabupaten Limapuluh Kota dengan Kabupaten Kediri yang menjadi awal dan akhir perjalanan Tan Malaka.
Sementara Khotibul mengaku akan bekerja keras memenuhi mandat para pemangku adat untuk memimpin tim delegasi penjemputan dengan melakukan komunikasi kepada Kementerian Sosial. Sebab, keputusan dan wewenang atas makam pahlawan sepenuhnya berada di tangan Menteri Sosial. “Semoga makam ini bisa dipindahkan ke kampung halaman Tan Malaka,” kata Khotibul yang juga anggota DPR ini.
HARI TRI WASONO
Simak:
Peringati Pertempuran Laut Aru, Koarmaritim Tabur Bunga