TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan belum ada kepastian dalam arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden.
Mengenai kebijakan fiskal yang akan diambil oleh Trump, dia memperkirakan, akan terdapat perubahan terkait dengan pajak dan belanja. Dalam kebijakan perdagangan internasional, menurut Sri Mulyani, Amerika Serikat diperkirakan memberikan tarif tinggi bagi barang-barang yang masuk ke negara tersebut. Sedangkan untuk kebijakan moneter, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menaikkan suku bunganya, Fed Fund Rate, akibat ekspansi fiskal oleh Trump.
Baca: Dampak Kemenangan Donald Trump, Begini Kata Sri Mulyani
"Kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali tahun ini. Itu rencana minimal," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi Keuangan DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 18 Januari 2017. "Kami harus melihat ini sebagai suatu faktor yang harus diantisipasi dan dikelola secara hati-hati."
Lihat: Cina Ancam Trump Jika Abaikan Kebijakan 'Satu Cina'
Sri Mulyani menjelaskan, jika Amerika menerapkan kebijakan ekspansi fiskal, inflasi akan mengalami tekanan ke atas. Dalam APBN 2017, inflasi dipatok cukup rendah, yakni 4 persen. "Ini saya anggap paling berisiko. Inflasi dan suku bunga internasional akan meningkat lebih tinggi. Namun kita justru mengasumsikan tingkat yang rendah."
Sri Mulyani juga menerangkan, apabila Trump benar-benar menerapkan kebijakan proteksionis dalam perdagangan internasional, pengaruhnya akan terlihat dari penurunan pajak penghasilan (PPh) dan bea masuk dari kegiatan ekspor-impor. "Kami perkirakan, perdagangan internasional dalam keseimbangan positif dan negatif," ujar Sri Mulyani.
ANGELINA ANJAR SAWITRI