TEMPO.CO, Teheran - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan sedikitnya 10 negara telah menawarkan peran mediasi untuk meredam hubungan panas antara Iran dan Arab Saudi.
Seperti dilansir Reuters, Rabu, 18 Januari 2017, Rouhani mengungkapkan hal tersebut untuk menjawab kabar yang menyebut Irak dan Kuwait telah menawarkan bantuan untuk mendamaikan dua seteru besar kawasan Timur Tengah.
"Ada banyak negara. Anda menyebut Irak dan Kuwait. Namun ada delapan sampai sepuluh negara lain yang terlintas di pikiran saya, yang telah menawarkan hal serupa," kata Rouhani dalam siaran langsung di stasiun televisi negara, untuk memperingati satu tahun kesepakatan nuklir Iran.
Baca: Setelah Aleppo, Iran Akan Bebaskan Bahrain, Yaman, dan Mosul
Rouhani menegaskan, pihaknya siap mengembalikan hubungan baik dengan Arab Saudi jika negara tersebut mengubah orientasi kebijakan regional mereka.
Dia mengatakan Iran tidak pernah berupaya menyingkirkan Arab Saudi dari politik regional dan akan menawarkan bantuan kepada Riyadh "jika mereka mengambil keputusan tepat" dan mengakhiri intervensi militer di Yaman.
Rouhani juga mendesak Arab Saudi berhenti mencampuri urusan dalam negeri Bahrain dan Yaman.
Baca: Penjualan Renault di Iran Melonjak 146 Persen
Hubungan antara Teheran dan Riyadh memburuk selama beberapa tahun terakhir karena perbedaan pandangan dan aliran. Saudi yang menganut Sunni Wahabi kerap berseberangan dengan Iran yang menganut Syiah.
Ketegangan kedua negara semakin terbuka, terutama sejak konflik Suriah dan Yaman terjadi. Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran setelah demonstran menyerbu kedutaan mereka di Teheran dan konsulat jenderal di Mashhad pada 2 Januari 2016. Aksi ini sebagai protes atas eksekusi ulama Syiah di Arab Saudi, Nimr al-Nimr.
Hubungan keduanya semakin memanas setelah ratusan warga Iran tewas dalam insiden pelaksanaan haji tahun lalu. Arab Saudi dituding tidak bertanggung jawab terhadap keselamatan jutaan haji yang datang setiap tahun.
Selain menuntut internasionalisasi pengurusan haji, tahun ini Iran melarang warganya naik haji dan umrah ke Saudi.
REUTERS | TREND | SITA PLANASARI AQUADINI