TEMPO.CO, Bandung - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, sejumlah simulasi tengah dijajaki untuk menekan disparitas harga komoditas pokok dan strategis di Indonesia.
“Kami membangun sistem logistik dalam rangka menurunkan disparitas harga untuk daerah-daerah yang remote. Simulasi yang digunakan adalah harga semen di Wamena, harganya mahal. Di tempat lain lebih mudah,” kata Oke selepas Forum Group Discussion (FGD) membahas soal diparitas harga komoditas pokok dan strategis antara Papua dan Jawa di Bandung, Senin, 23 Januari 2017.
Baca Juga: Jokowi Ingin Semen Satu Harga di Seluruh Indonesia
Oke mengatakan, permasalahan yang dihadapi saat ini disparitas harga yang terlalu jomplang. Kondisi paling ekstrem terjadi di Papua, harga semen selepas bongkar muat di pelabuhan Timika dan di Wamena di daerah pegunungan Papua. “Harga per sak di pelabuhan Rp 90 ribu masih lumayan, tapi begitu di Wamena menjadi Rp 520 ribu, itu sudah ribuan persen,” kata dia.
Menurut Oke, saat ini strategi menekan disparitas harga semen. "Kami coba kurangi disparitasnya melalui 40 pelabuhan dengan 6 trayek Gerai Maritim, itu pun baru dari sisi transportasi subsidinya, tapi kalau kami melakukannya dengan kondisi seperti di Wamena akan lebih mudah,” katanya.
Simulasi paling ekstrem dengan memberi subsidi penuh pada ongkos transportasinya. Penyediaan 2.000 ton semen dibutuhkan anggaran Rp 10 miliar per bulan untuk menurunkan harga semen 78 persen di Wamena menjadi Rp 114 ribu per zak semen.
Simak: Gandeng Trump Hotel, Berapa Royalti yang Dibayarkan MNC?
Simulasi selanjutnya dengan meminta pedagang tetap membayar harga transportasi Rp 1.000 per kilogram semen, harga semen di Wamena bisa ditekan 66 persen menjadi Rp 174 ribu per zak tapi pemerintah harus menanggung subsidi RP 8 miliar per bulannya.
Pembandingnya harga semen di Wamena per September 2016 Rp 520 ribu per zak, dan harga semen di Timika Rp 95 ribu per zak. “Kami sedang mensimulasikan tadi, kalau ditanggung pemerintah semua berapa, kalau Rp 1.000 oleh pedagang jadi berapa,” kata Oke.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi Wahju Setijono mengatakan, belum ada penugasan PT Pos untuk membantu menekan disparitas harga komoditas pokok dan strategis dari pemerintah.
PT Pos bersedia jika diminta pemerintah, asalkan melibatkan BUMN lain. “Belum sampai pada penugasan, tapi kita bantu memikirkan bagaimana arsitekturnya, bagaimana secara bersama-saam membangun sebuah arsitektur agar disparitas harga ini bisa kita kurangi,” katanya.
Baca: Proyeksi Pasokan Terbatas, Harga Nikel 2017 Berpotensi Naik
Gilarsi mengusulkan, sinergi BUMN yang bergerak di bisnis logistik. Gilarsi menawarkan memanfaatkan kargo kosong pesawat milik maskapai Garuda dan Citilink. “Misalnya secara statistik ada advance peak data analitik yang memetakan link Garuda, Citilink dan siapa pun yang secara kargo sedang kosong, itu bisa dimuatin, tidak hanya untuk semen tapi juga untuk kebutuhan lain yang berbeda," kata Gilarsi.
AHMAD FIKRI