TEMPO.CO, Jakarta - Bank Mandiri menyatakan komitmennya mendukung pengembangan infrastruktur listrik di Indonesia dengan mengucurkan kredit. Adapun dana yang dikucurkan sejumlah Rp 25,5 triliun atau 3,6 persen dari total keseluruhan portfolio kredit pada 2016, baik bilateral maupun sindikasi.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menuturkan, pihaknya menyadari kebutuhan investasi untuk pengembangan sektor kelistrikan sangat besar, baik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun Independent Power Producer (IPP). “Maka kami ingin meningkatkan peran aktif, terutama dalam mendukung pembiayaan ke sektor kelistrikan dan untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Rohan, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 24 Januari 2017.
Baca: PLN Alihkan 701.618 Pelanggan Tarif Subsidi ke Reguler
Dukungan pembiayaan itu sebagai upaya mendorong pembangunan dan pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia. Jumlah itu termasuk penyaluran pembiayaan yang dilakukan Perseroan untuk program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) yang diperkirakan membutuhkan investasi per tahun hingga Rp 225 triliun selama periode 2015-2019.
Baca: Raup Dana Repatriasi Rp 5 Triliun, Ini Target Bank Mandiri
Rohan berujar, salah satu pembiayaan yang dilakukan adalah penyaluran kredit sindikasi total Rp 24 triliun untuk belanja modal (capital expenditure) PLN dengan porsi Bank Mandiri mencapai Rp 7,25 triliun. Bank Mandiri juga mencatatkan pembiayaan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kalteng-1 (2x100 MW) di Desa Tumbang Kajuei, Kecamatan Rungun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan PLTU Embalut (2x100 MW) di Desa Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
“Kami menargetkan pertumbuhan pembiayaan sektor kelistrikan sekitar 18 persen pada tahun ini, dengan komposisi bilateral dan sindikasi yang akan ditentukan oleh jenis dan kebutuhan proyek yang dibiayai,” tutur Rohan.
GHOIDA RAHMAH