TEMPO.CO, Jakarta - Penghargaan Yap Thiam Hien 2016 diberikan kepada Aleta Baun atau dikenal dengan sebutan Mama Aleta dari Mollo, Nusa Tenggara Timur. Ketua dewan juri Yap Thiam Hien 2016, Yosep Adi Prasetyo, mengatakan Mama Aleta dipilih karena kegigihannya dalam menolak kegiatan pertambangan di Nusa Tenggara Timur.
"Mama Aleta terbukti mampu mentransformasikan diri menjadi pejuang lingkungan yang tidak pernah takut dan sangat damai dalam melakukan penolakan terhadap kegiatan pertambangan di Nusa Tenggara Timur," kata Yosep dalam acara malam penganugerahan penghargaan Yap Thiam Hien di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Januari 2017.
Yosep menuturkan, Mama Aleta berhasil menjadi panutan dan pemimpin dari sebuah gerakan untuk menyelamatkan alam, martabat manusia, serta lingkungan dan hak asasi manusia dari serbuan komersialisme industrialisasi. "Mama Aleta kami anggap mempunyai capaian yang luar biasa karena berhasil mentransformasikan gerakan yang sebetulnya," katanya.
Baca juga:
EKSKLUSIF: Ini Tanggapan Ade Armando Setelah Jadi Tersangka
Hadapi Hoax, Pemerintah Diminta Tegas seperti Jerman
Begini Detik-detik Sebelum Peserta Diksar Mapala UII Tewas
Mama Aleta, kata Yosep, dengan cerdas menggunakan pendekatan non-kekerasan untuk membangkitkan kesadaran warga terhadap kelestarian alam. Ia mengajak puluhan kaum ibu di tiga suku melakukan aksi protes dengan menenun di celah gunung batu yang akan ditambang.
Aksi ini berlangsung selama setahun dan membuahkan hasil. Dua perusahaan tambang, PT Soe Indah Marmer dan PT Karya Asta Alam, angkat kaki dari bumi Mollo. Perjuangan ini dilakukan secara konsisten sejak 17 tahun lalu. "Dialah pejuang hak asasi manusia sejati," kata Ketua Yayasan Yap Thiam Hien Todung Mulya Lubis.
Todung berharap anugerah ini akan membuat Aleta Baun terus berada di baris depan mempertahankan lingkungan hidup. "Tentulah perlawanan ini bukan hanya untuk tanah Mollo, melainkan di daerah lain di seluruh Indonesia," ujarnya.
Adapun penganugerahan Yap Thiam Hien 2016 digelar di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Rabu malam, 25 Januari 2017. Yap Thiam Hien merupakan penghargaan yang diberikan kepada tokoh yang dianggap memperjuangkan hak asasi manusia.
MAYA AYU PUSPITASARI