TEMPO.CO, Kuningan - Kepala Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengaku kesal dengan adanya informasi palsu atau hoax mengenai banjir susulan yang melanda desa Bantar Panjang, Kecamatan Cibingbin. Hoax tersebut cepat menyebar melalui media sosial dan grup WhatsApp. Padahal, hingga Rabu, 25 Januari 2017, kejadian tersebut tidak ada meskipun hujan masih mengguyur.
Hoax yang beredar sejak Selasa malam hingga Rabu tersebut berisi keterangan soal banjir susulan setinggi 50 sampai 180 sentimeter di Desa Bantar Panjang. Informasi itu mengatasnamakan BPBD.
“Ini jelas informasi palsu, hoax. Saya sebagai ketua BPBD menegaskan tidak ada kejadian tersebut,” kata Agus, Rabu. Hal yang paling membuat dia kesal, yakni info tersebut ikut disebar pejabat desa dan kecamatan yang tinggal jauh dari Cibingbin.
Baca juga:
Unggul di Indikator, Kubu Ahok: Kami Tidak Akan Sombong
Megawati Dilaporkan, Fadli Zon: Polisi Harus Bisa Memilah
Agus menjelaskan, banjir yang dialami tujuh desa di Kecamatan Cibingbin sampai Rabu 25 Januari 2017 masih menyisakan lumpur di sekitar rumah warga. Ratusan relawan masih membantu warga membersihkan selokan, rumah, halaman dan jalanan, serta puing-puing yang hanyut. Sementara bantuan terus mengalir ke posko bencana banjir di balai Desa Cibingbin.
Rabu siang, sejumlah istri polisi (Bhayangkari) memberikan bantuan. Sebelumnya, ada juga bantuan dari Kabupaten Purwakarta yang dikoordinir oleh Bupati Dedi Mulyadi, yakni 3.500 paket sembako. Rencananya, Jumat, 27 Januari 2017, Dedi akan menyerahkan langsung bantuan ke posko bencana banjir di Cibingbin. “Alhamdulillah bantuan dan relawan dari berbagai daerah berdatangan. Kami masih mendata jumlah korban banjir, sementara ini hasilnya,” kata Agus Mauludin sambil menyerahkan lembaran rekap data kepada Tempo.
Adapun jumlah korban di Kecamatan Cibingbin akibat banjir, di antaranya Desa Citenjo 1.400 kepala keluarga (KK) atau 3.300 jiwa serta rumah terendam 1.400 unit dan sebuah sekolah; Desa Sindang Jawa 25 KK, 112 jiwa, 25 rumah terendam, dan 500 unggas hanyut; Desa Cipondoh 28 KK dan rumah, 93 jiwa, serta 40 hektare sawah kebanjiran; Desa Sukaharja 633 KK atau 1.853 jiwa dan 581 rumah; Desa Cibingbin 426 KK (1.426 jiwa) 18 musala/masjid terendam; Dukuh Badag 101 KK atau 302 jiwa, sawah 20 hektare; serta Desa Ciangir 20 KK atau 40 jiwa dan 35 hektare sawah terendam.
Baca juga:
Hadapi Hoax, Pemerintah Diminta Tegas seperti Jerman
Sebut Tangan Agus Dingin, Ira Koesno Dikritik Anies
Total 2.643 kepala keluarga (7.128 jiwa), 2.553 rumah terendam, sapi dan domba 74 ekor, unggas 565 ekor, sarana ibadah 20 masjid dan musala, sawah dan kebun 129 hektare, serta kolam 2,1 hektare. Luka ringan 21 orang, tidak ada korban jiwa dan kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Aceng Suhandi, 23 tahun, warga Desa Citenjo yang selamat saat banjir menerjang, menceritakan, saat banjir pada Senin lalu, dia sedang mengendarai motor menuju rumahnya dari tempat percetakan milik H Iding. “Tiba-tiba air banjir bandang memenuhi jalan, saya terbawa arus bersama motor saya sejauh 100 meter. Alhamdulillah, motor dan saya tersangkut di tiang listrik pinggir jalan,” tutur Aceng kepada Tempo. Dia mengaku tidak melepas pegangan ke setang motor meskipun terbawa arus air yang tingginya sekitar 1 meter.
DEFFAN PURNAMA