TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 35 leader Pandawa Group menuntut Salman Nuryanto, pendiri perusahaan investasi bodong tersebut, mengembalikan modal nasabahnya. Dari 12 leader yang sudah terdata, kerugiannya mencapai Rp 1,1 triliun.
Asisten pengacara 35 leader Pandawa Group, Heri Purnawan, mendatangi gedung pembantu Pandawa Group di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok, untuk mencari berkas nasabah kliennya di sana. Namun Heri belum menemukan semua data nasabah yang menjadi anggota Pandawa Group yang bernaung di bawah 35 leader itu.
"Masih mencari data. Tapi, pas saya lagi istirahat makan siang, gedungnya disegel," kata Heri, Kamis, 26 Januari 2017.
Ia menuturkan setiap leader Pandawa Group diperkirakan mempunyai 5.000-8.000 anggota. Pihaknya saat ini masih menghitung total dana yang terkumpul dari 35 leader Pandawa Group yang uangnya mengalir ke Salman.
"Dari 12 leader saja, terkumpul Rp 1,1 triliun. Total kerugiannya memang mencapai triliunan rupiah," ucapnya.
Dono, nasabah yang mendatangi rumah Salman di Perumahan Palem Ganda Asri, Limo, hanya bisa pasrah. Duit keluarganya ia tanam kepada Salman sebesar Rp 2 miliar. "Saya dan keluarga masih berharap modalnya kembali," ujarnya. "Duit pribadi saya saja Rp 600 juta."
Dono telah menjadi anggota Pandawa Group sejak 25 April 2014. Pertama menjadi nasabah Pandawa Group, ia menyetor modal Rp 40 juta. Karena tergiur dengan bunga sebesar 10 persen per bulan dari modal, Dono terus menambah investasinya.
Bahkan Dono dengan gelap mata menjual mobil Carry-nya sebesar Rp 23 juta dan rumahnya Rp 300 juta untuk investasi. "Sekarang saya ngontrak di Bintaro, karena rumah saya jual untuk modal," katanya.
Selain itu, Dono mempunyai tanggungan 190 nasabah yang menjadi anggota Pandawa Group lewat dia. "Totalnya puluhan miliar anggota yang ikut lewat saya. Sebab, dari mulut ke mulut pemasarannya," tuturnya. "Kalau tahu ini money game dari awal, mana saya mau."
IMAM HAMDI