TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia relatif mampu menjaga pertumbuhan ekonomi jika dibanding negara lain yang tergabung dalam organisasi G20.
“Rata-rata dalam satu dekade, jika dibandingkan dengan negara lain dalam posisi satu tahun, kita termasuk relatif bisa menjaga level pertumbuhan," ucap Sri Mulyani saat memberikan keynote speaker dalam acara CIMB Forum di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis, 26 Januari 2017.
Menurut Sri, saat ini, 10 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Meski begitu, ujar dia, setiap kelompok masyarakat Indonesia masih memiliki harapan menikmati kemajuan pertumbuhan ekonomi melalui pemerataan pembangunan.
Baca: Menteri Jonan Minta Anggaran ESDM Bermanfaat Buat Rakyat
Sri Mulyani berujar, di tengah ketidakpastian, global banyak negara yang saat ini berjuang melawan ketimpangan sosial dalam membentuk perekonomian negara. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Indonesia masih didominasi sisi konsumsi, yang menjadi mesin penggerak ekonomi.
"Kalau sebagai engine of growth, menggambarkan adanya ketidakmerataan, jadi tidak sesuai antara sisi politik dan ekonomi,” tuturnya.
Baca: Tekan Kesenjangan, Pemerintah Godok Pembentukan Bank Wakaf
Isu ketimpangan sosial di Indonesia, kata Sri Mulyani, tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga di wilayah lain. Dari sisi kontribusi, Jawa masih unggul 80 persen dalam hal penerimaan pajak di Indonesia. Meski demikian, pembangunan juga tidak bisa terus-menerus hanya berpusat di Jawa. Sebab, sesuai dengan program Nawacita, pembangunan juga harus dilakukan di daerah lain demi pemerataan. "Indonesia dengan penduduk besar tidak hanya bisa menjadi market, tapi juga bisa menjadi player," katanya.
DESTRIANITA