TEMPO.CO, Jakarta - PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk mengubah peta pasar kredit utama pada 2017 dengan memprioritaskan segmen kredit usaha mikro kecil dan menengah, setelah pada 2016, perseroan menikmati keuntungan dari dominasi kredit bisnis dan korporasi.
"Kita akan lebih fokus ke UMKM tahun ini," kata Wakil Presiden Direktur BNI Suprajarto di Jakarta, Rabu, 25 Januari 2017.
Suprajarto mengatakan pergeseran pasar kredit agar lebih dominan ke UMKM tersebut sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo. Namun, kata dia, BNI tidak akan memperlambat penetrasi kredit ke segmen korporasi.
"Kami masih juga ingin salurkan kredit ke infrastruktur, Badan Usaha Milik Negara, dan kredit melalui cabang di luar negeri, bukan hanya bisnis remitansi," ujarnya. Selama ini, BNI dikenal sebagai bank BUMN yang dominan di pasar kredit korporasi dan BUMN.
Pada 2016, sebesar 72,7 persen dari total kredit BNI secara keseluruhan sebesar Rp 393,2 triliun disalurkan ke segmen bisnis. Rincian segmen bisnis itu adalah Rp 95,8 triliun untuk korporasi atau tumbuh 21 persen dan Rp 78,3 triliun ke BUMN atau tumbuh 33,3 persen.
Sedangkan kredit segmen menengah dan kecil masing-masing tumbuh 19,9 persen dan 20,5 persen.
Direktur BNI Rico Budidarmo menambahkan, dengan fokus ke UMKM, maka pertumbuhan kredit UMKM akan naik menjadi 25 persen pada tahun ini.
Sedangkan pertumbuhan kredit konsumer dan korporasi diperkirakan Rico tumbuh moderat 15-20 persen.
"Porsi kredit kecil juga akan berubah. Kita berharap menjadi 15 persen untuk segmen small dari total kredit 2017," ujar dia.
ANTARA