TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan pihaknya berharap tahun ini tak ada impor beras. Saat ini sejumlah pihak terkait memiliki semangat yang sama terkait beras, yaitu tak ingin melakukan impor.
"Insya Allah tak ada impor beras, kecuali jika keadaan memaksa untuk melakukan impor," kata Djarot di kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Selasa, 31 Januari 2017.
Baca Juga: Tekan Impor Beras, Kemenkop Siapkan Kluster Pertanian
Djarot menjelaskan, untuk tahun ini, target pengadaan beras dalam negeri adalah 3,7 juta ton. Angka tersebut dibagi menjadi 3,2 juta ton untuk keperluan beras public service obligation (PSO) dan 500 ribu ton untuk keperluan beras komersial.
Menurut Djarot, sebenarnya tahun lalu tidak ada impor beras. Namun ada beras yang masuk di awal 2016 sebanyak 538 ribu ton sebagai bagian dari kontrak impor yang dilakukan pada 2015. "Kedatangan beras yang diimpor di 2015."
Djarot menambahkan, pada 2016, Bulog telah menyerap gabah sebanyak 2,9 juta ton atau 92,54 persen dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan. Meski tidak mencapai target yang sebesar 3,2 juta ton, angka ini sudah melebihi capaian tahun lalu.
Simak: Inflasi Tahun Ini Diprediksi 4 Persen, Ini Penyebabnya
Selain itu, untuk kegiatan pengelolaan cadangan beras pemerintah 2016, sebanyak 329.420 ton telah tersalurkan untuk bantuan bencana dan pengendalian harga beras sebanyak 311.764 ton. Dengan angka tersebut, artinya cadangan beras pemerintah sudah tersalurkan sebanyak 94,6 persen.
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sedang menyiapkan program kluster pertanian. Selain bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani, program tersebut diproyeksikan untuk mengurangi ketergantungan akan beras impor.
Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, untuk tahap awal, saat ini sudah disiapkan lima kluster pertanian di lima daerah dengan masing-masing luas lahannya 1.000 hektare. "Nantinya, akan ada 65 kluster pertanian yang saya kira akan mampu mengurangi, bahkan menghentikan ketergantungan beras impor," ucapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 7 Januari 2017. Ia menyampaikan itu dalam kunjungannya ke Koperasi Unit Desa Padangan, Bojonegoro.
Baca: Alasan Menteri Darmin Belum Setuju Dua KEK Ini Dibangun
Lima daerah yang disiapkan untuk program itu adalah Sukabumi, Lampung, Banyumas, Demak, dan Bojonegoro. Dari kelimanya, kluster Sukabumi yang sudah berjalan, selebihnya masih dalam proses. Kluster pertanian di Sukabumi menggandeng PT Pertamina (Persero) yang menyalurkan dana corporate social resposibility-nya melalui program kemitraan bina lingkungan (PKBL).
DIKO OKTARA|LARISSA HUDA