TEMPO.CO, Jakarta - Deputy Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja memprediksi, pertumbuhan kredit tahun ini mencapai 12 persen. Berdasarkan survei Mandiri Sekuritas terhadap beberapa bank, ekspektasi mereka terhadap pertumbuhan kredit memang lebih tinggi daripada tahun lalu, yang hanya tumbuh 8 persen.
Dengan target tersebut, Tjandra memperkirakan pertumbuhan deposito akan mencapai 10-11 persen. "Kami berekspektasi pada akhir tahun ini loan-to-deposit ratio naik 1 persen dibanding akhir tahun lalu. Kalau dilihat, (likuiditas) memang agak ketat," katanya di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu, 1 Februari 2017.
Baca juga: BI: Penyaluran Kredit Tumbuh karena Tiga Faktor Ini
Namun, Tjandra memprediksi, bank-bank besar akan menaikkan wholesale spending mereka dengan mengeluarkan obligasi. Dari situ, likuiditas perbankan akan terjaga. "Itu akan menopang pertumbuhan kredit di tahun ini. Ketertarikan pembelian obligasi dari investor ada. Seharusnya, likuiditas pada 2017 tidak beda jauh dengan 2016," tuturnya.
Di sisi lain, likuiditas yang masuk dari program amnesti pajak, terutama dari repatriasi, tidak dapat terlalu diandalkan. Menurut Tjandra, dana dari amnesti pajak tidak sebanyak yang diharapkan. "Tapi kita ditolong dengan harga komoditas. Ekspor seharusnya naik dibandingkan tahun lalu. Itu akan memperbaiki likuiditas perbankan."
Dengan faktor-faktor itu, menurut Tjandra, akan terdapat kenaikan likuiditas di perbankan yang akan menopang pertumbuhan kredit tahun ini. "Memang pertumbuhan tidak setinggi 2012-2013, di mana pertumbuhan kredit masih 20 persen. Sekarang kami tidak berekspektasi mencapai level segitu lagi. Kami berekspektasi sekitar 15 persen," katanya.
Simak: BPJS Ketenagakerjaan Antisipasi Ledakan Tenaga Kerja
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta pertumbuhan kredit di 2017 ditingkatkan lagi dari sebelumnya yang mengalami penurunan. Target yang ia pasang, pertumbuhan kredit mencapai 12 persen.
"Pada 2016 turun ke 8,4 persen. Di 2017, diprediksi berada di antara 9 persen dan 12 persen. Jangan ambil 9 persen, ambil 12 persennya," ujar Presiden Joko Widodo saat membuka pertemuan awal tahun dengan Industri Jasa Keuangan di Istana Kepresidenan, Jumat, 13 Januari 2017.
Jokowi meminta pertumbuhan kredit dipacu lewat penyaluran kredit ke usaha mikro dan kecil. Menurut dia, sektor tersebut memiliki potensi berkembang apabila mendapat bantuan kredit dari Bank Pembangunan Daerah untuk produktif, tidak konsumtif.
ANGELINA ANJAR SAWITRI| ISTMAN MP