TEMPO.CO, Jakarta - Grab Indonesia akan menginvestasikan dana hingga US$ 700 juta dalam empat tahun ke depan. Investasi akan difokuskan untuk mendukung ekonomi digital di Indonesia.
Group CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan mengatakan program investasi tersebut tercantum dalam master plan 2020 yang bertajuk "Grab 4 Indonesia". Ia mengatakan Grab ingin membantu mewujudkan target Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020.
"Grab 4 Indonesia merupakan rangkaian program yang ditujukan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia beralih ke ekonomi digital," kata Anthony saat meluncurkan Master Plan 2020 "Grab 4 Indonesia" di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Kamis, 2 Februari 2017.
Managing Director untuk Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan investasi akan disalurkan untuk pengembangan talenta di bidang teknologi, technopreneurship, dan pembayaran digital.
Baca: Hari Ini Grab Resmi Operasikan Driveless Car di Singapura
"Setidaknya US$ 100 juta akan disalurkan untuk start-up atau entrepreneur," katanya. Namun tidak semua start-up mendapat bagian. Ridzki mengatakan suntikan dana disalurkan kepada start-up yang berfokus pada industri layanan mobile dan teknologi di kota kecil, juga komunitas Indonesia yang belum merasakan manfaat dari ekonomi digital. Start-up yang terpilih dapat mempercepat proses penetrasi produksinya ke pasar dengan investasi modal dan bantuan teknis dari Grab.
Grab juga akan menggelar program kewirausahaan melalui kerja sama dengan mitra terpilih meliputi institusi pendidikan dan organisasi kewirausahaan. Salah satunya seminar bagi technopreneur dan bimbingan atau mentorship dari para eksekutif Grab untuk mengembangkan rencana bisnis berkelanjutan yang memiliki tujuan sosial.
Baca: Uber dan Grab Taxi Dilarang Beroperasi di Surakarta
Sementara investasi untuk pengembangan sumber daya manusia di bidang teknologi diwujudkan dengan membuka Research and Development (R&D) Center. Ridzki mengatakan R&D Center akan difokuskan untuk mengembangkan inovasi Grab di Indonesia. Salah satunya mengembangkan algoritma baru terkait dengan peraturan lalu lintas yang baru di Jakarta dan GrabHitch (Nebeng), yang merupakan layanan bike-pooling yang tersedia bagi hampir 1,4 juta komuter di wilayah Indonesia.
Grab menargetkan perekrutan 150 engineer untuk R&D Center dalam dua tahun ke depan. Mereka akan diberikan pelatihan di R&D Center Singapura, Beijing, dan Seattle untuk meningkatkan keahlian.
Menurut Ridzki, posisi engineer itu terbuka bagi para sarjana yang baru lulus dan memiliki minat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia. "Grab akan memilih para engineer yang memiliki potensi melalui wawancara di kampus dan kemitraan dengan universitas negeri unggulan di bidang engineering," katanya.
Investasi Grab lainnya adalah pengembangan layanan mobile Grab. Saat ini Grab sudah memiliki GrabPay Credits, opsi pembiayaan non-tunai, dan kemitraan dengan perbankan.
Ridzki mengatakan kedua investasi terakhir masih belum ditentukan porsinya. "Kami akan luncurkan detilnya dalam waktu dekat," ucapnya.
Sumber dana investasi Grab, menurut Ridzki, berasal dari Grab Holdings. Ia mengatakan GrabCar dan GrabBike masing-masing tumbuh hingga 600 persen pada 2016 dibanding dengan 2015.
VINDRY FLORENTIN