Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Maret, Malaysia Izinkan Pengungsi Rohingya Bekerja

image-gnews
Polisi Malaysia memeriksa bekas kamp pengungsi etnis Rohingya di hutan Bukit Wang Burma, Negara Bagian Perlis, dekat perbatasan Malaysia-Thailand, 26 Mei 2015. MOHD RASFAN/AFP/Getty Images
Polisi Malaysia memeriksa bekas kamp pengungsi etnis Rohingya di hutan Bukit Wang Burma, Negara Bagian Perlis, dekat perbatasan Malaysia-Thailand, 26 Mei 2015. MOHD RASFAN/AFP/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Kuala Lumpur -  Deputi Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, negaranya akan memulai proyek percontohan pada 1 Maret 2017 untuk  mengatasi masalah pengungsi Rohingya. Malaysia akan mengizinkan para pengungsi bekerja secara legal.

Zahid menjelaskan program ini berlaku untuk pengungsi yang telah memegang kartu Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan keamanan. Para pengungsi akan ditempatkan di perusahaan terpilih di industri perkebunan dan manufaktur. "Mereka akan mendapatkan keterampilan dan pendapatan untuk mencari nafkah sebelum pindah ke negara ketiga," katanya dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 2 Februari 2017.

Baca: Bahas Pengungsi, Trump Mengamuk Tutup Telepon PM Australia

Menurut Menteri Dalam Negeri Malaysia ini, kebijakan ini diharapkan dapat mengatasi masalah perdagangan manusia dan mencegah eksploitasi warga Rohingya menjadi pekerja ilegal.

Tapi, Wakil Menteri Dalam Negeri Nur Jazlan sebelumnya mengatakan kepada Channel News Asia bahwa proyek ini tidak diterima dengan baik. Ia menyebut hanya 120 orang Rohingya yang telah menunjukkan minat mereka mengikuti program ini. "Orang-orang Rohingya ingin tinggal dalam komunitas mereka sendiri," kata Nur Jazlan dalam wawancara pekan lalu.

Menurut Nur, pengungsi Rohingya lebih memilih menjadi pengusaha dan melakukan usaha kecil dalam komunitas masyarakat mereka. Mereka tidak ingin terikat bekerja di perkebunan.

Berdasarkan data lembaga pemerhati hak-hak migran Tenaganita, per 31 Desember 2016 tercatat ada sekitar 150 ribu pengungsi pemegang kartu UNHCR dari 62 negara yang kini ada di Malaysia. Hampir 90 persen di antaranya berasal dari Myanmar. Sebanyak 56 ribu merupakan etnis Rohingya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Simak: Berita Salah, Thomson Reuters Bayar Rp 169,4 Juta ke Masjid

Direktur Eksekutif Tenaganita Glorene Fernandez memuji sikap pemerintah Malaysia. Ia berharap program ini tidak hanya terbatas pada pengungsi Rohingya saja. "Kita seharusnya tidak mendiskriminasi pengungsi lainnya. Proyek ini harus dibuka untuk semua," tuturnya.

Malaysia bukan negara penandatangan konvensi PBB tentang pengungsi. Tapi telah melindungi para pengungsi selama beberapa dekade. Setelah terdaftar dengan UNHCR, mereka diizinkan untuk berbaur dan hidup dengan masyarakat lokal, namun tidak memiliki hak hukum untuk bekerja atau akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan.

AHMAD FAIZ | CNA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Pencatutan Nama Dosen Malaysia dan Jurnal Predator, Kemendikbud Diminta Bentuk Tim Khusus

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Kasus Pencatutan Nama Dosen Malaysia dan Jurnal Predator, Kemendikbud Diminta Bentuk Tim Khusus

Kemendikbud diminta bentuk tim khusus untuk menangani kasus pencatutan nama dosen Malaysia dan jurnal predator.


Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

4 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.


Dekan Unas Dituding Catut Nama Akademisi Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Enggan Komentar

4 hari lalu

Sejumlah Mahasiswa dan Alumni membagikan seleberan bertuliskan
Dekan Unas Dituding Catut Nama Akademisi Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Enggan Komentar

Beredar kabar Dekan FEB Universitas Nasional (Unas) dituding mencatut sejumlah nama akademisi Malaysia di publikasi ilmiahnya


Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

4 hari lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

5 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

7 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


Penyanyi Hong Kong Dicegat di Bandara Malaysia gara-gara Bawa Durian Musang King

7 hari lalu

Durian Musang King. Istimewa
Penyanyi Hong Kong Dicegat di Bandara Malaysia gara-gara Bawa Durian Musang King

Setelah dicegat, penyanyi beserta kru keluar bandara dan menghabiskan durian itu sebelum terbang.


Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

8 hari lalu

Calon pemudik bersiap naik kereta menuju kampung halaman mereka untuk merayakan Tahun Baru Imlek, di Stasiun Yantai, Shandong, Cina, Ahad, 20 Januari 2019. chinadaily.com
Menengok Tradisi Mudik di China, Malaysia, Jepang dan Jazirah Arab

Di China, tradisi mudik tidak hanya berlangsung saat Lebaran, melainkan terjadi pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.


Pemberian THR Jadi Ciri Khas di Indonesia, Bagaimana dengan Negara Lain?

8 hari lalu

Ilustrasi pekerja menerima THR. Pexels
Pemberian THR Jadi Ciri Khas di Indonesia, Bagaimana dengan Negara Lain?

Pemberian THR juga terjadi di Malaysia, Yunani, dan Ameriksa Serikat. Bedanya, di dua negara yang terakhir diberikan menjelang Natal dan Paskah.


Polda Sulteng Gagalkan Peredaran 25 Kilogram Sabu Asal Malaysia

11 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polda Sulteng Gagalkan Peredaran 25 Kilogram Sabu Asal Malaysia

Ditresnarkoba Polda Sulteng menggagalkan narkotika jenis sabu sebanyak 25 kilogram yang hendak dibawa ke Kab. Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan.