TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, akan blusukan ke berbagai daerah untuk menjaring para penggawa tim guna memperkuat skuad asuhannya. Indra menjelaskan saat susunan pemain dalam timnas U-19 terbentuk, ia akan menerapkan pembinaan layaknya ayah (pelatih) dan anak (para pemain).
Menurut Indra, untuk membangun tim yang kuat, tidak sekadar memberi latihan teknis saja. Namun, kata dia, sangat penting untuk membangun karakter kebangsaan bagi para penggawa timnas U-19.
"Saya akan melarang mereka mengembangkan gaya hidup yang tidak sesuai dengan kultur kita. Contoh hal kecil, cat rambut, pakai anting, saya pikir itu tidak perlu ditiru," katanya di Kuta, Kamis, 2 Februari 2017.
Indra menjelaskan contoh kecil tersebut jika diterapkan dengan baik akan menjadi kebanggaan bagi para penggawa asuhannya. "Saya harap kita yang ditiru. Saya melihat kebiasaan sujud syukur banyak juga negara lain yang meniru," ujarnya. "Kita harus bisa menjadi contoh bagi negara lain."
Bagi Indra, proteksi yang ekstra memang diperlukan. Namun ia menegaskan bahwa itu semua berdasarkan aturan yang disepakati bersama. "Disiplin itu tiang kokoh. Disiplin tidak sekadar waktu tidur, tepat waktu bangun," tuturnya. "Tapi disiplin komitmen nilai-nilai yang harus dipenuhi terhadap tim."
Ia menambahkan, untuk bisa mewujudkan semua itu, dia terus berinovasi. Itulah yang membuat Indra tidak merasa terbebani oleh target Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Edy Rahmayadi, yakni menjadi juara AFF U-19 pada 2017.
"Saya punya pengalaman bagaimana proses membangun tim yang baik dan bisa berprestasi. Jadi bagi saya itu bukan beban, karena pekerjaan kalau jadi beban kan tidak happy," katanya. "Saya tahu potensi dan mengelola sepak bola Indonesia, tapi harus dukungan bersama."
BRAM SETIAWAN