TEMPO.CO, Beijing – Sebuah aplikasi seluler telah membantu pihak berwenang di Cina menemukan kembali 611 anak yang hilang tahun lalu, demikian pernyataan Kementerian Keselamatan Publik, seperti dilaporkan kantor berita Xinhua, Sabtu pekan lalu, 4 Februari 2017.
”Tuanyuan”, atau “reuni” dalam bahasa Cina, adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Alibaba Group Holding Ltd yang diluncurkan pada Mei 2016. Aplikasi ini memungkinkan petugas kepolisian berbagi informasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak.
Para pengguna aplikasi yang berada di dekat lokasi menghilangnya anak akan menerima push notification, termasuk foto-foto dan sejumlah gambaran. Pemberitahuan juga dikirim kepada pengguna aplikasi yang berada jauh dari lokasi menghilang si anak.
Sebuah versi baru aplikasi Tuanyuan telah diperluas November tahun lalu. Kali ini, Alibaba menjalin kerja sama dengan situs belanja daring Alibaba Taobao, mesin pencari Baidu, peranti lunak pesan instan QQ buatan Tencent Holdings Ltd, dan platform berbagi kendaraan Didi Chuxing.
Perdagangan anak menjadi masalah utama di Cina, terutama di wilayah pedesaan yang miskin. Mayoritas korban perdagangan anak adalah anak laki-laki berusia di bawah 6 tahun yang dijual untuk diadopsi. Sedangkan anak perempuan berusia 14-18 tahun menjadi korban praktek prostitusi.
Media pemerintah Cina menyebutkan sekitar 20 ribu anak-anak diperdagangkan setiap tahun, sedangkan 200 ribu anak dilaporkan hilang.
REUTERS | XINHUANET | DAILY TELEGRAPH | HOTMA SIREGAR
Baca Juga:
Kisruh Ma’ruf-Ahok Selesai, Warga NU Diminta Tak Ikut Aksi
Bakal Ada Pajak Kepemilikan Tanah untuk Tekan Spekulasi