TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri di bidang ekonomi menggelar rapat terbatas terkait dengan proyek Light Rapid Transit (LRT). Rapat berlangsung di Istana Kepresidenan, Senin, 6 Februari 2017. Salah satu poin yang disampaikan adalah melonggarkan tenggat penyelesaian proyek kereta layang ringan itu.
"Saya ingin pastikan bahwa pembangunan LRT ini bisa selesai tepat waktu yaitu 2018 atau mundur sedikit ke tahun 2019," ujar Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas.
LRT dibangun di dua lokasi, yaitu Jakarta dan Palembang. Awalnya ditargetkan selesai pada 2018 termasuk uji cobanya. LRT diharapkan sudah bisa digunakan oleh publik saat Asian Games 2018 Jakarta - Palembang digelar.
Baca: Proyek LRT Jakarta Baru Berjalan 10 Persen
Di Palembang, pengerjaan konstruksi proyek MRT selesai pada Juni 2018. Pembangunan LRT kurang lebih 23 kilometer dan dibagi menjadi 5 zona. Nilainya sekitar Rp 11 triliun.
Proyek LRT di Jakarta terkendala masalah pembiayaan, salah satu pengembang, Jakpro, yang kekurangan dana Rp 2 triliun. Dana tersebut, dari total Rp 6,1 triliun yang merupakan bagian Jakpro, dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian mereka di proyek LRT (Rp 5,2 triliun) serta renovasi kompleks Pacuan Kuda dan Velodrome di Jakarta Timur.
Baca: Jalur Alternatif Selama Pembangunan LRT Cawang-Dukuh Atas
Presiden Joko Widodo tidak menyebutkan kenapa melonggarkan tenggat proyek LRT. Dalam pembukaan rapat, Jokowi menyebutkan bahwa rapat terbatas ini untuk membicarakan masalah masalah yang berada di lapangan seperti pembebasan lahan, pembangunan infrastruktur pendukung, dan pembiayaan proyek seperti yang terjadi sekarang.
"Kami belum punya pengalaman di pembangunan LRT, MRT, maupun kereta cepat. Saya harapkan, dari pembangunan pertama ini, kita mendapatkan pembelajaran, alih teknologi, untuk manfaat ke depan," ujar Presiden Joko Widodo.
ISTMAN MP
Simak: