TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan penerimaan pajak tahun ini dapat tumbuh 16,8 persen dibandingkan realisasi penerimaan pada 2016. Untuk mencapai target itu, pemerintah membentuk tim reformasi perpajakan.
"Untuk bisa membangun dasar yang lebih kuat dari sisi sumber daya manusia, teknologi informasi, proses bisnis, dan juga peraturan perundang-undangan," kata Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum 2017 di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Februari 2017.
Lihat ini:
Garuda Kurangi Frekuensi Penerbangan Jakarta-Yogyakarta
OJK: AJB Bumiputera Terbelit Masalah Sejak Lama
Jokowi Minta Sistem Kredit Usaha Rakyat Diperbaiki
Pada 2017, menurut Sri Mulyani, penerimaan pajak masih menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah. Namun, ia optimistis pertumbuhan sektor manufaktur dan perdagangan tahun ini akan menjadi pendorong utama peningkatan penerimaan pajak.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan sektor jasa yang salah satunya merupakan sektor keuangan juga akan menjadi salah satu sumber penerimaan pajak. "Pertanian, pertambangan, dan perikanan kontribusinya masih rendah. Properti dan konstruksi masih jauh kontribusinya bagi pajak.”
Baca Juga:
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017, pemerintah menargetkan penerimaan perpajakan Rp 1.498,87 triliun. Penerimaan perpajakan tersebut terdiri atas penerimaan pajak yang mencapai Rp 1.307,67 triliun serta penerimaan bea dan cukai yang mencapai Rp 191,2 triliun.
ANGELINA ANJAR SAWITRI