TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, meminta seluruh perangkat pemerintahan, camat, dan lurah, siaga menghadapi rencana aksi massa pada 11, 12, dan 15 Februari 2017.
"Lurah dan camat stand by di wilayahnya masing-masing. Panduannya adalah, tanggal 11 Polda belum mengeluarkan izin. Kalau (aksinya) dipaksakan, bisa jadi rusuh. Tolong camat awasi," kata Sumarsono, saat mengunjungi Kantor Wali Kota, Jakarta Selatan, Rabu, 8 Februari 2017.
Pemberitahuan terkait dengan rencana aksi ini telah sampai ke Polda Metro Jaya. Rencananya massa akan mulai berkumpul di Istiqlal, lalu ke Monas berjalan kaki, lanjut ke Bundaran HI melewati Jalan MH Thamrin, kembali ke Monas dan bubar.
Baca:
Polisi Deteksi Pergerakan Massa Aksi 112 dari Jawa Timur
Ini Imbauan PP Muhammadiyah Soal Rencana Aksi 112
Untuk aksi tanggal 12 dan 15 Februari, Soni mengatakan, karena telah memasuki masa tenang kampanye, ada kemungkinan kepolisian akan melarang aksi tersebut.
"Pada 12, 13, dan 15 Februari itu minggu tenang, jangan ada gerakan atau aksi apa pun juga. Tapi kayaknya ada yang akan memaksakan, dari sebagian kelompok. Karena itu, tolong dicegah," kata Soni.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan mengatakan dalam unjuk rasa pada 12 Februari, akan ada pengumpulan massa di Masjid Istiqlal untuk khataman. Selanjutnya, pada 15 Februari ada rencana salat subuh berjemaah di Masjid Istiqlal, dan bergerak menuju ke tempat pemungutan suara untuk mencoblos dan mengawasi.
Iriawan menyayangkan adanya rencana aksi ini. "Padahal di TPS (tempat pemungutan suara) sudah ada yang mengawasi," katanya.
EGI ADYATAMA